Peran Hastag (#) Dalam Social Media Sebagai Upaya Branding Pustakawan
Abstract
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui manfaat dalam menciptakan branding pustakawan dengan menggunakan hashtag. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur. Dalam memanfaatkan dan membuat hashtag yang baik ada beberapa tips, antara lain adalah: 1) Membuat hashtag dengan menggunakan kata sesederhana mungkin dan mudah diingat serta usahakan kurang dari tiga kata. 2) Jika menggunakan dua kata atau lebih maka gunakan format “Camel Case”. Ide ini merupakan penggabungan dua kata tanpa menggunakan spasi dan penggunakan huruf kapital pada awal kata. 3) Tentukan maksud dan tujuan menggunakan hashtag, sehingga pemilihan kata untuk hashtag akan lebih familiar. Hashtag ini fungsinya untuk mengelompokkan atau mengkategorikan jenis postingan. Selain dapat digunakan sebagai branding, hashtag juga memiliki manfaat bagi pustakawan pengguna media sosial, yaitu: 1) Mempermudah semua orang menemukan postingan, 2) Mempermudah pencarian lokasi, 3) Mempermudah promosi produk, 4) Menjangkau konsumen lebih luas, 5) Mendapat banyak followers/like. Untuk mengenalkan profil pustakawam yang profesional, ada dua cara yaitu: 1) Seorang pustakawan boleh membuat hashtag sendiri yang unik dan berbeda, tujuannya agar dapat viral dan dikenal di dunia maya. 2) Menggunakan hashtag yang sudah pernah digunakan atau dengan sistem mengekor.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Atiko, Gita, Ratih Hasanah Sudrajat, and Kharisma Nasionalita. “Analisis Strategi Promosi Pariwisata Melalui Media Sosial Oleh Kementrian Pariwisata Ri (Studi Deskriptif Pada Akun Instagram@ Indtravel).” EProceedings of Management 3, no. 2 (2016): 1–10.
Aziz, Safrudin. “Sertifikasi Pustakawan : Mempersiapkan Kompetensi Profesional Pustakawan Dalam Menghadapi Sertifikasi.” Libraria: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi 2, no. 1 (2012).
Handayani, Rina. “Personal Branding Pustakawan Di Perpustakaan.” Pustakaloka 7, no. 1 (2015): 101–110.
Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik. “Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementerian Perdagangan RI.” Jakarta: Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014.
Kartajaya, Hermawan. Positioning, Diferensiasi Dan Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
“Kenapa Media Sosial Penting Untuk Branding?” Accessed September 10, 2018. https://www.kompasiana.com/socialmediageek/54f939ada33311fc078b493f/kenapa-social-mediapenting-untuk-branding.
Maulina, Yeni. “Tagar Dan Linimasa.” Accessed September 8, 2018. http://www.riaupos.co/2403-spesial-tagar-dan-linimasa.html#.W4YFWFBR2M8.
Purwono. Materi Pokok Profesi Pustakawan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
———. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Restanti, Anisa Sri. “Tantangan Dan Strategi Untuk Mengembangkan Citra Positif Perpustakaan.” Record and Library Journal 1, no. 2 (2015): 94–104.
“Social Media | Definition of Social Media by Merriam-Webster.” Accessed June 24, 2019. https://www.merriam-webster.com/dictionary/social%20media.
Sukarno, Luckty Giyan. “Promosi Perpustakaan Melalui Media Sosial: Best Practice.” Publication Library and Information Science. Accessed September 8, 2018. http://perpus.sman2metro.sch.id/berita-promos i-perpustakaan-dari-sudut-pandang-pustakawanbest-practice.
The Holt Dictionary of American English. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1996.
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/libraria.v7i1.4970
Refbacks
Indexed by :
LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan by Perpustakaan IAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.