Penyimpangan Terhadap Tradisi Tunangan Pada Masyarakat Ganding (Studi Living Qur’an Terhadap Konsep Realitas Budaya)

Iing Rozinah, Nafidzatin Nadhor

Abstract


Abstract

The purpose of this research was to identify the deviant traditions that are widely practiced by the people of Ganding Sumenep,  regarding engagement traditions. In line with this, the Ganding community is a modern community that is religious. This, as in society, continues to actively seek religious knowledge in several daily practices. However, the Ganding people also indirectly believe in myths and primitive cultural practices more than the truth in religion regarding engagement. This research is descriptive qualitative research with the type of field research. Some of the methods used in this research are in-depth observations based on findings of facts in the field and texts through five-sensory experiences in order to test theories and hypotheses. Then use interview techniques and case studies to make it more relevant to the research object. Meanwhile, the data analysis technique uses three stages: reduction, presentation and data verification. Based on the research result, it may be concluded seven irregularities were found in the engagement practices of the Ganding community, Sumenep district, namely; deviations in the meaning of engagement, belief in days that are considered good, deviations in the concept of accepting an engagement, belief in shamans and banana sangkal, the culture of exchanging rings, the tradition of meeting which has become a habit over a relatively long period of time, arranged marriages while still in the womb, the belief in immediately committing marriage contract before 7 days when a parent or prospective parent dies . Apart from that, there are several responses and efforts from the community regarding deviations in the practice of fiancé, especially for community leaders, both in providing religious education to minimize the impact of the strong culture of deviation in society in the future. It is hoped that the results of this research can provide information as a basis for consideration, support and contribution of thought for the community, especially young people who want to get married and get engaged, so that they adhere firmly to the texts of the Qur'an and hadith so that they do not commit deviations as in the tradition in Ganding.


Abstrak

Penelitian ini berusaha mengungkap tradisi penyimpangan yang marak dipraktikkan oleh masyarakat Ganding, Sumenep terkait tradisi pertunangan. Sejalan dengan hal tersebut, Masyarakat Ganding termasuk pada kelompok masyarakat modern yang masih religius. Hal ini, sebagaimana dalam masyarakat, dengan tetap giat mencari pengetahuan agama dalam beberapa praktik kesehariannya. Namun masyarakat Ganding juga secara tidak langsung lebih mempercayai mitos dan praktik kebudayaan yang masih primitif daripada kebenaran dalam agama perihal pertunangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Beberapa   metode   yang   digunakan   dalam penelitian ini adalah observasi mendalam dengan berdasarkan temuan fakta di lapangan maupun teks melalui pengalaman panca indra  guna menguji teori dan hipotesis. Kemudian dengan teknik wawancara dan studi kasus agar lebih relevan dengan objek penelitian. Sedangkan teknik analisis data menggunakan tiga tahapan: reduksi, penyajian dan verifikasi data.  Hasil menunjukkan bahwa, ditemukannya kurang lebih tujuh penyimpangan dalam praktik pertunangan masyarakat Ganding kabupaten Sumenep, yaitu; penyimpangan akan makna tunangan, kepercayaan pada hari yang dianggap baik, penyimpangan dalam konsep menerima pertunangan, kepercayaan terhadap dukun dan pisang sangkal, budaya tukar cincin, tradisi pertemuan yang menjadi kebiasaan dengan waktu yang relatif panjang, perjodohan sedari masih dalam kandungan. kepercayaan untuk segera melakukan akad nikah sebelum 7 hari ketika ada orang tua atau calon orang tua yang meninggal. Kemudian daripada itu terdapat beberapa respons serta upaya masyarakat terkait adanya penyimpangan dalam praktik tunangan utamanya bagi para tokoh masyarakat, baik dalam pemberian edukasi keagamaan untuk meminimalisir dampak dari kuatnya budaya penyimpangan masyarakat di waktu yang akan datang. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat khususnya pemuda yang hendak menikah dan melakukan pertunangan agar berpegang teguh terhadap nash al-qur’an dan hadits sehingga tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti dalam tradisi di Ganding tersebut.


Keywords


Realitas Budaya, Budaya Pertunangan, Living Qur’an

Full Text:

PDF

References


Al-Fiqh al-Manhaji ’ala Madzhab al-Imam as-Syafi’i. 1V, n.d.

Al-Hasyimi, Sayyid Ahmad. Mukhtarul Ahadis An-Nabawiyati. Surabaya: Darul Ilmi, n.d.

Al-Juhari, Ismail bin Hammad. Tajul Lughah Washihahul Arabiyyah. 1951st ed. Beirut: Darl Ilmi, 1990.

Al-Malibari, Zainuddin Ibn Abdul ‘Aziz. Fathul Mu’in. Surabaya: Nurul Huda, n.d.

Anisa. Tradisi Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Anwar. Tradisi Pernikahan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Arrahman, Bobby Cholif. “Konsep Pertunangan Sebagai Pendahuluan Perkawinan Perspektif Hukum Islam.” Undergraduate, IAIN Metro, 2019. https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/777/.

Az-Zuhayli, Wahbah. “Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuh. Vol. 1.” Cet. Kedua. Beirut: Darul Fikr, 1985.

Badriyah. Praktik Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Badrudin. “Ta’aruf Dalam Khitbah Sebelum Perkawinan.” As-Salam 7, no. 1 (2018).

Endarmoko, Eko. TESAMOKO : Tesaurus Bahasa Indonesia. II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016. https://cir.nii.ac.jp/crid/1130000794933826048.

Fatimah. Tradisi Pertunangan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Fuzah. Tradisi Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Ghufron. Tradisi Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Hasanah, Hasyim. “Teknik-Teknik Observasi(Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial).” At-Taqaddum 8, no. 1 (January 5, 2017): 21–46. https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163.

Insiyatul Fitriyah. Tradisi Tunangan Pada Masyarakat Ganding, 2022.

Istiqomah. Tradisi Peminangan Masyarakat Parebaan, 2022.

Jalal al-Din al-Suyuti,. Lubab Al-Hadits. Surabaya: Al-Miftah, n.d.

Jamali. Makna Tunangan, 2022.

Lutfi. Tradisi pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an. Ciputat: Lentera Hati, 2017.

Manshur, Abd. Qadir. Buku Pintar Fikih Wanita II. Jakarta: Zaman, 2009.

Muhamad Abror, Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/dukun-menurut-islam-definisi-dan-bahaya-mempercayainya-RlQ9I, ___, and Download NU Online Super App, aplikasi keislamanMuhammad Abror. “Dukun Menurut Islam: Definisi dan Bahaya Mempercayainya, Syarah Muslim, 2017: Juz, XIII, h. 190.” NU Online. Accessed November 21, 2023. https://islam.nu.or.id/syariah/dukun-menurut-islam-definisi-dan-bahaya-mempercayainya-RlQ9I.

Mu’is. Upaya Edukasi Keagamaan, 2022.

Muqoffi, Muqoffi. “Fenomena Penyesatan Dalam Tradisi Praktik Pertunangan Di Sampang Madura.” KABILAH : Journal of Social Community 4, no. 2 (2019): 69–80. https://doi.org/10.35127/kbl.v4i2.3652.

Mutmainnah, Mutmainnah. “Persepsi Masyarakat Tentang Mitos Sangkal Perempuan Penolak Lamaran di Desa Penagan Sumenep Madura.” Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo 11, no. 1 (May 1, 2018): 1–9. https://doi.org/10.21107/pamator.v11i1.4435.

Nidhami, Muhammad Shofwan. “Tradisi ‘Nyabek Toloh’ Dalam Peminangan di Madura (Studi Etnografi Masyarakat Desa Romben Guna Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep Madura).” bachelorThesis, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2018. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/41682.

Nur Rohmad. “Jangan Percaya kepada Dukun dan Peramal.” NU Online. Accessed November 21, 2023. https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-jangan-percaya-kepada-dukun-dan-peramal-NvunV.

Ramdhani, Muhammad Ali. “Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter.” Jurnal Pendidikan UNIGA 8, no. 1 (February 20, 2017): 28–37.

Ratna. Tradisi Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Sapraji. Respon terhadap Tradisi Pertunangan, 2022.

Shihab, M. Quraish. Kosakata Keagamaan: Makna Dan Penggunaannya. Lentera Hati, 2020.

Sobri. Keyakinan Pertunanagan pada Masyarakat Parebaan Ganding, 2022.

Sugiyono. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.

Sumarto. “Budaya, Pemahaman Dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Kesenian Dan Teknologi,” 2019.

Wadiji. Akulturasi Budaya Banjar Di Banua Halat. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2011.




DOI: http://dx.doi.org/10.21043/jp.v17i2.16845

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 JURNAL PENELITIAN

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Indexed by:

 

 

 

Creative Commons License

JURNAL PENELITIAN by Research Center of IAIN Kudus, Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.