Open Journal Systems

NUANSA POLITIK DALAM MEMAHAMI HADIS: Analisa Metodologis-Historis

Abdul Haq Syawqi, Muhammad Khatibul Umam

Abstract

Tulisan ini merupakan kajian terhadap adanya nuansa politis dalam memahami hadis. Kajian ini menjadi sangat penting karena karena ketika berbicara hadis, maka kita juga akan membincang mengenai orang-orang dan aliran politiknya dalam hadis tersebut yang berakibat pada kontroversi dalam memahami hadis. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana data-data yang ada kemudian dipahami dan dianalisa dengan menggunakan metode kritik dan historis hadis pada pendekatannya. Sejalan dengan itu tulisan ini memetakan berbagai aliran dalam hadis sekaligus bagaimana pemahaman mereka terhadap suatu hadis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat setidaknya tiga atau lebih aliran politik dalam kesejarahan hadis yakni Sunni. Syiah, Muawiyah, Muktazilah dan lain lain.  Perbedaan kelompok ini telah menstrukturkan pemahaman terhadap hadis dalam metodologis-historisnya. Perbedaan pemaknaan kelompok ini akan juga sekaligus berkosekuensi pada pemaknaan terhadap hadis itu sendiri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan metode dalam ilmu hadis dan sejarahnya, terdapat perbedaan dalam faksi politik dimana perbedaan ini akan berpengaruh pada pemahaman hadis.

[Political Nuances in Understanding Hadith: Methodological-Historical Analysis. This paper is a study of the political nuances in understanding hadith. This study is very important because when we talk about hadith, we will also talk about the people and their political flow in the hadith which results in controversy in understanding hadith. This research method uses qualitative research, where the existing data is then understood and analyzed using the critical and historical method of hadith as an approach. So this paper maps out the various schools of hadith as well as their understanding of a hadith. The results show that there are at least two political schools in the history of hadith, namely Sunni. Shia, Muawiyah. The differences in these groups have structured the understanding of hadith in its historical-methodological terms. The difference in the meaning of this group will also have consequences on the meaning of the hadith itself. This study concludes that based on the method in hadith science and its history, there are differences in political factions where these differences will affect the understanding of hadith.]

Keywords


Politic; Hadith; Metodhodology; History

References


’Itr, N. (1981). Manhaj al-Naqd al-Hadih. Damaskus: Dar al Fikr.

Amili, J. M. al-. (1992). Nikah Mut’ah dalam Islam Kajian Berbagai Madzhab. Edited by Muhammad Jawad. Jakarta: As Sajad.

Amili, J. M. al-. (n.d.). al-Shahih min Sirath al-Nabi al-A’dzam. 5th ed.

Ash-Shiddieqy, H. (1980). Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta: Bulan Bintang.

Azami, M. M. (1978). Studies in Early Hadith Literature. Indianapolis: American Trust Publication.

Baihaqi, A. ibn H. ibn A. ibn M. ibn A. B. al-. (1994). Sunan al-Baihaqi. Makkah: Dar al-Baz.

Bukhari, A. M. ibn I. al-. (2003). Sahih al-Bukhari. 6th ed. Kairo: Maktabah al-Shuruq al-Dauliyah.

Dzahabi, S. al-. (1980). Siyar A'lam al-Nubala'. Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyyah.

Dzahabi, S. al-. (n.d.). Tadzkirah al-Huffadz. Beirut: Dar al-Fikr.

Hisban, ‘A. M. al-. (n.d.). Ilmu Al-Hadith baina Ahli al-Sunnah wa al-Shi’ah.

Ibn Asakir. (1998). Tarikh al-Dimashqi. Beirut: Dar al-Fikr.

Ibn Khallikan. (n.d.).Wafayatul A’yan wa Abna al-Zaman. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Ichwan, M. N. (2007). Studi Ilmu Hadis. Semarang: RaSAIL Media Group.

Ilyas, Y. & Mas’udi, M. (1996). Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis. Yogyakarta: LPPI UNMUH Yogyakarta.

Ismail, M. S. (1992). Metodologi Penelitian Hadis. Jakarta: Bulan Bintang.

Khatib, A. K. al-. (1963). al-Khilafah wa al-Imarah. Beirut: Dar al Ma’rifah.

Kosim. (2013). Hadis Hadis Hukum Keluarga (Telaah Kritis Sanad Dan Matan). Cirebon: Syariah Nurjati Press Fakultas Syariah.

Majlisy, M. B. al-. 1983. Bihar al-Anwar al-Jami’ah li Durar Akhbar al-A’immah al-Athhar. Beirut: Mua’assasah al-Wafa’.

Muktazili, Ibn A. al-H. al-. (n.d). Syarah Nahj al-Balaghah. Beirut: Dar Al Jayl.

Muslim, M. ibn H. A. H. al-N. (n.d.). Shahih Muslim. Beirut.

Nashir, S. B. (1992). Dawabith Riwayah ’Inda al-Muhaddithin. Al Turath AL Islami.

Nawawi, A. Z. Y. M. ibn S. al-. (n.d.). Tahdzib al-Asma' wa al-Lughat. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Rahmat, J. (1996). “Pemahaman Hadis : Perspektif Historis.” In Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis, edited by M. Mas’udi Yunahar Ilyas. Yogyakarta: LPPI UNMUH Yogyakarta.

Schacht, J. (1959). Origins of Muhammadan Jurisprudence. 2nd ed. Oxford.

Siba’i, M. al-. (1966). Al-Sunnah wa Makanatuha fi Tasyri’ al-Islamy. Dar al-Qawmiyah.

Sumbulah, U. (2008). Kritis Hadis : Pendekatan Historis-Metodologis. Malang: UIN Malang Press.

Tohari, C. (2020). Argumentasi Sunnah Dan Syi’ah Tentang Hukum Pernikahan Mut’ah (Kajian Kritis Metodologis). Jurnal Hukum Islam, 20(2), 167-184. http://dx.doi.org/10.24014/jhi.v20i2.9446

Ulum, B. (2014). al-Muawiyat : Hadis Hadis Politis Keutamaan Sahabat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Yulianto. (2020). Kritik Hadits Nikah Mut’ah Perspektif Sunnah (Studi Analisis Sanad Dan Matan Hadits Tentang Larangan Nikah Mut’ah). Islamic Insights Journal 2 (1), 21-46. http://dx.doi.org/10.21776/ub.iij.2020.002.01.2

Zamzami, M. S. (2020). Bias Ideologis dalam Kodifikasi Hadis. Yogyakarta: LKiS.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v7i1.9421

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.