Open Journal Systems

STUDI HADIS MENGHORMATI AHLULBAIT: dari Pemahaman Tekstualis sampai Kontekstualis

Althaf Husein Muzakky, Agung Syaikhul Mukarrom

Abstract

Menghormati ahlulbait adalah salah satu anjuran agama yang mulai diabaikan di komunitas sosial sebab mengabaikan pemahaman tekstual dan kontekstual dalam hadis. padahal mengabaikan pemahaman hadis yang komprehensif dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam tindakan. Pemahaman menghormati ahlulbait mengalami dinamika teologis antara sunni maupun syi’ah, sehingga persoalan tersebut perlu dikembalikan dengan sumber primer keislaman yakni al-Qur’an dan Hadis.  Melalui teori pemahaman hadis tekstual dan kontekstual tulisan ini menyimpulkan bahwa menghormati ahlulbait adalah tindakan yang harus selektif, dalam ubudiyah adalah diikuti namun tidak bersikap fanatis, sedang dalam dimensi mu’amalah maka semua dikembalikan kepada kesahihan sanad dan pemahaman matan hadis melalui kitab syarah. Hasil dari tulisan ini menyimpulkan bahwa menghormati ahlulbait memiliki sanad hadis yang sahih dan hasan tanpa adanya sekaligus mendudukkan bersama perihal pandangan sunni dan syi’ah yang saling mengklaim satu sama lain, bedanya ahlulbait dalam sunni memiliki cakupan yang luas, sedang dalam syi’ah ahlulbait hanya sebatas Nabi Muhammad saw, Siti Fatimah, sahabat ‘Ali Ibn Thalib karramallahu wajha, sayyidina Hasan dan Husein. Adapun dampak menghornati ahlulbait adalah memiliki pikiran yang baik (al-husnu al-dzan), memiliki paras menawan (ahsan al-nas), dan memiliki perangai yang bagus (al-akhlak al-karimah).

[Study of Hadith Respecting Ahlulbait: From Textualist to Contextualist Understanding. Respecting ahlulbait is one of the religious advices that is starting to be ignored in the social community because it ignores textual and contextual understanding in hadith. whereas ignoring a comprehensive understanding of hadith can lead to inaccuracies in action. The understanding of respect for ahlulbait experiences theological dynamics between sunni and shia, so this issue needs to be returned to the primary sources of Islam, namely the Qur'an and Hadith. Through the theory of understanding textual and contextual hadith, this paper concludes that respecting ahlulbait is an act that must be selective, in ubudiyah it is to be followed but not to be fanatical, while in the mu'amalah dimension, everything is returned to the validity of the sanad and understanding the matan of hadith through the syarah book. The results of this paper conclude that respecting ahlulbait has a hadith that is valid and hasan without any presence at the same time sitting together regarding the views of sunni and shia who claim each other, the difference is that ahlulbait in sunni has a broad scope, while in shia ahlulbait only limited to the Prophet Muhammad, Siti Fatimah, shahabat 'Ali Ibn Talib karramallahu wajha, Sayyidina Hasan and Husein. The impact of respecting ahlulbait is having a good mind (al-husnu al-dzan), having a charming face (ahsan al-nas), and having a good temperament (al-akhlak al-karimah).]

Keywords


ahlulbait; hadith; textual; contextual

References


Alamsyah, A. (2015). Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam. Al-’Adalah, 12(1).

Asqalaniy, I. H Al-. (1984). Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dar al-Fikr.

Asyfihāni, R Al-. (2015). Mufradāt li alfadz al-Qur’an. Dār al-Kutub al-Alamiyyah.

Amelia, R. (2017). Hadis-Hadis Seputar Ahlul Bait: Analisis Pandangan Syiah dan Sunni Terhadap Fatimah. AT-TAHDIS: Journal of Hadith Studies, 1(2).

Amiruddin, N. A., & Othman, F. M. (2016). Status Golongan Habib Sebagai Keturunan Nabi SAW. Al-Turath Journal Of Al-Quran And Al-Sunnah, 1(2), 15–24.

Arifin, J. (2014). Pendekatan Ulama Hadis dan Ulama Fiqh dalam Menelaah Kontroversial Hadis. Jurnal Ushuluddin, 22(2).

Atho Mudzhar, M. (1998). Membaca Gelombang Ijtihad: Antara Tradisi dan Liberasi. Titian Ilahi Press.

Bafadhol, I. (2017). Ahlul Bait Dalam Perspektif Hadits. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 1(01).

Bukhari, B. (2010). Dakwah Ahlulbait Kajian Kang Jalal. Al Qalam, 27(1).

Bukhāri al-, M. I. I. (1987). Al-Jāmi’ al-Shāhih. Dār al-Sya’ab.

Geertz, C. (1976). The religion of Java. University of Chicago Press.

Dailamy, S. S Al. (1987). Firdoos Al Hikmah. Dar Al Kitab Al Arabi, Beirut, Commented by Al-Zumerli FA and al-Baghdadi MM, 2, 76.

Diba’i, A. ’Abdurrahman al-. (2019). Maulid al-Diba’i. Taha Putra.

Mahalli, J. al-, & Suyuti, J al-. (2017). Tafsir Jalālain. Dār al-Fikr al-Islāmy.

Naisaburi, M. I. A. A al-. al-Husain al-Qusyairi. (1998). Ṣahih Muslim. Dār al-Kutub al-’Alamiyyah.

Nishaburi al-, H. (1923). Al-Mustadrak alaa al-Sahihain. Al-Hakim, 2, 577.

Syahrastani, M. I. A. K al-. (1998). Al-Milāl wa al-Niḥāl. Dār Ma’rifah.

Thabrani, A. al-Q. S Al-. (t.t.). ibn Ahmad. Al-Mu ‘jam al-Awsth. Kairo: Dar al-Haramaian.

Hanbal al-Syaibani, A. A. I. A. I. (1993). Musnad al-Imam Ahmad. Dār Ihyā’ al-Turats.

Hitti, P. K. (2002). History of the Arabs. Macmillan International Higher Education.

Ismail, M. S. (1987). Hadis Nabi Yang Kontekstualis dan Kontekstualis Telaah Ma’ani al-Hadits Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal, dan Lokal. Bulan Bintang.

Manẓur, I. (2008). Lisānul Arab. Dār al-Kutub al-’Alamiyyah.

Muhtador, M. (2016). Sejarah Perkembangan Metode dan Pendekatan Syarah Hadis. Jurnal Riwayah Ilmu Hadis, 2(2).

Munawwar, S. A. H., & Mustaqim, A. (2001). Asbabul wurud: Studi kritis hadis Nabi, pendekatan sosio-historis-kontekstual. Pustaka Pelajar.

Muzakky, A. H., Atieq, M. Q., & S, J. (2020). Menjadi Mukmin Sejati Prespektif Al-Qur’An: Telaah Tafsir Jalālain. Mashdar: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hadis, 2(1),

Nasution, H. (1986). Teologi Islam: Aliran-aliran sejarah analisa perbandingan. Penerbit Universitas Indonesia.

Permana, A., Mawardi, H., & Kusdiana, A. x A. (2018). Jaringan Habaib Di Jawa Abad 20. Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 15(2), 155–180.

Putra, A. M. S. (2015). Kemuliaan Ahlul Bait Perspektif Ahlussunnah. Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah, 3(1), 219–257.

Qudsy, S. Z. (2013). Umar Bin Abdul Aziz dan Semangat Penulisan Hadis. ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 14(2), 257–276.

Sobari, T., & Hamidah, I. (2017). Analisis Wacana Paradigma Kritis Teks Berita Penghinaan Pancasila Oleh Habib Rizieq Sihab Pada Seaword.Com Dan Liputan6.Com. Lingua, 13(2), 166–181.

Suryadilaga, M. A. (2017). Metodologi Syarah Hadis Dari Klasik Hingga Kontemporer. Kalimedia.

Syuja, A. (2001). Terjemah Matan Ghayah wa Taqrib: Ringkasan Fiqh Syafi‟ i. Jakarta: Pustaka Amani.

Winsink, A. (1986). Mu’jam al-Mufahrsy li alfāż al-hadis. Maktabah Barbil.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v7i1.8999

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.