Open Journal Systems

LIVING HADIS PADA TRADISI TAWASUL DAN TABARUK DI MAKAM SUNAN BONANG LASEM REMBANG

Nur Huda

Abstract

Tawasul dan Tabaruk merupakan tradisi yang sudah banyak dipraktekkan oleh masyarakat muslim pada saat berdoa di makam. Kedua tradisi ini juga sering disalahpahami sebagai praktek yang menjerumuskan kepada kemusyrikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek living hadis pada tradisi tawasul dan tabaruk warga Desa Bonang di makam Sunan Bonang dengan menggunakan metode deskriptif induktif, dan menganalisisnya dengan teori tindakan sosial Max Weber. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama, tradisi ini merupakan suatu living hadis. Kedua, berdasarkan tipe tindakan tradisional, para pelaku tradisi ingin terus menerus menghormati Sunan Bonang dengan cara melestarikan tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun. Ketiga, tindakan afektif, memperlihatkan bahwa para pelaku memiliki ikatan emosional dengan para tokoh agama dan waktu pelaksanaan (malam Jumat). Keempat, tindakan instrumental rasional, para pelaku secara sadar mampu melaksanakan tradisi tersebut, baik dari aspek sumber daya manusia maupun aspek finansial. Kelima, rasionalitas nilai, pelaku ingin meniru perilaku tokoh-tokoh agama dan membiasakan diri bersedekah sekaligus ingin menanamkan nilai solidaritas jamaah.

 

[Living Hadith on Tawasul and Tabaruk Traditions in Sunan Bonang’s Tomb Lasem Rembang. Tawasul and tabaruk are traditions that have been widely practiced by Muslim communities when praying at the grave. These two traditions are also often misunderstood as practices that lead to idolatry. This study aims to reveal aspects of the living hadith in the tradition of tawasul and tabaruk of the people of Bonang Village in the Sunan Bonang tomb by using the inductive descriptive method, and by analyzing it through Max Weber's theory of social action. This study yielded several findings. First, this tradition is a living hadith. Second, based on the type of traditional action, traditional actors want to continue to respect Sunan Bonang by preserving traditions that have been carried out from generation to generation. Third, affective action shows that peoples have an emotional bond with religious leaders (ulama) and the time of implementation (Thursday night). Fourth, rational instrumental action, where the actors are consciously able to carry out the tradition, both from the human resource and financial aspects. Fifth, value rationality, the people want to imitate the behavior of religious figures and get used to giving alms at the same time wants to instill the value of solidarity among the jama'a.]

Keywords


Tabaruk; Tawasul; Social Action; Tradition

References


Alfadhilah, J. (2018). Interpretasi Konsep Tuhan Perspektif Maulana Makhdum Ibrahim dalam Kitab Primbon Bonang dan Suluk Wujil. Islamika Inside: Jurnal Keislaman Dan Humaniora, 4(2), 201–224.

Ali, A., & Muhdlor, A. Z. (1996). Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (9th ed.). Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum.

Anita, D. E. (2016). Walisongo: Mengislamkan Tanah Jawa (Suatu Kajian Pustaka). Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 1(2), 243–266.

Atikah, A. (1995). Tradisi Penziarahan Pada Pasujudan Sunan Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Bukhari, M. bin I. al-. (1987). Shahih al-Bukhari (D. M. Dib, Ed.). Beirut: Dar Ibn Katsir al-Yamamah.

Farih, A. (2016). Paradigma Pemikiran Tawassul dan Tabarruk Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan di Tengah Mayoritas Teologi Madzhab Wahaby. Jurnal Theologia, 27(2), 279–304.

George, R. (2002). Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers.

Goldziher, I. (1971). Muslim Studies. Chicago: Aldine and Atherton.

Ahmad, A. bin M. bin H. (1998). Musnad Ahmad (A. M. al-Nuri, Ed.). Beirut: Alam al-Kutub.

Ibn Manzhur. (2009). Lisan al-’Arab. Lebanon: Dar al-Fikr.

Maliki, M. bin A. al-. (2009). Mafahim Yajib ‘an Tushahhah (2nd ed.). Beirut: Dar al-Fikr.

Mansur, M. (2007). Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras.

Marsaid, M. (2016). Islam dan Kebudayaan: Wayang sebagai Media Pendidikan Islam di Nusantara. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 4(1), 101–130.

Martono, N. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial dalam Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhlis, A., & Norkholis, N. (2016). Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Tradisi Pembacaan Kitab Mukhtashar al-Bukhari (Studi Living Hadis). Jurnal Living Hadis, 1(2), 242–258.

Nafisah, L., & Shofaussamawati, S. (2019). Amalan Zikir Nihadhul Mustagfirin: Studi Living Hadis di Yayasan Miftahurrahman Mindahan Kidul Batealit Jepara. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 5(2), 261–284.

Qudsy, S. Z. (2016). Living Hadis: Genealogi, Teori, dan Aplikasi. Jurnal Living Hadis, 1(1), 177–196.

Rafi, M. (2019). Living Hadis: Tradisi Sedekah Nasi Bungkus Hari Jum’at oleh Komunitas Sijum Amuntai. Jurnal Living Hadis, 4(1), 133–158.

Romdhoni, A. (2015). Relasi Makam, Pesantren, dan Pedagang: Pengaruh Ziarah Terhadap Pendidikan dan Ekonomi di Kajen Kabupaten Pati. Jurnal Smart, 1(2), 203–215. https://doi.org/10.18784/smart.v1i2.252

Suryadilaga, M. A. (2007). Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras.

Syam, N. (2012). Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Syaukani, M. bin A. al-. (1988). Tuhfah al-Dzakirin bi ’Idda al-Hishni al-Hashin min Kalam Sayyid al-Mursalin. Beirut: Mu’assasah al-Kutub al-Tsaqafiyyah.

Tirmidzi, M. bin I. al-. (1998). Sunan al-Tirmidzi (B. A. Ma’ruf, Ed.). Beirut: Dar al-Gharb al-Islami.

Weber, M. (1978). Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology. University of California Press.

Zuhri, S., & Dewi, S. K. (2018). Living Hadis; Praktik, Resepsi, Teks, dan Transmisi. Yogyakarta: Q-Media.

Bakhri, M. H. (2020, Agustus 4). Personal Interview.

Hakim, A. L. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Imam, A. R. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Mukhlis. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Mukhsinin. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Sajat. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Sururi. (2020, Agustus 5). Personal Interview.

Wahid, A. (2019, Desember 29). Personal Interview.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v6i2.8159

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.