Open Journal Systems
Shilaturrahim Sebagai Upaya Menyambungkan Tali yang Terputus
Abstract
Di dalam al-Qur’an kata taqwa dan shilaturrahim selalu dirangkai, itu artinya shilaturrahim merupakan salah satu karakteristik bagi orang-orang yang beriman. Shilaturrahim memiliki makna yang sangat universal yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain baik berbentuk material maupun moral, dan tidak mengenal batas waktu dan bentuk, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa yang dinamakan shilaturrahim adalah jika diputus hubungan rahimnya maka ia menyambungnya. Jadi shilaturrahim tidak sekedar datang berkunjung ke rumah tetangga atau saudara untuk meminta maaf. Namun shilaturrahim adalah sebuah komunkasi tinggi yang dilandasi iman kepada Allah. Dengan saling menyayangi, menghormati sesama umat manusia, karena ketika sudah tidak ada lagi kasih sayang, maka yang terjadi adalah pertengkaran dan permusuhan. Dalam kehidupan yang singkat ini teruslah untuk selalu menaburkan kebaikan di muka bumi, merajut kasih sayang kepada sesama tanpa melihat tingkat posisi, kedudukan, dan status sosial. Kasih sayang itu tentunya harus diberikan untuk seluruh umat manusia yang di temui di muka bumi.
Keywords
References
Daftar Pustaka
Ghafur, W. A. (2005). Tafsir Sosial. Yogyakarta: eLSAQ Press.
Haris, A. (n.d.). al-Hadis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Munawir, A. W. (1997). Kamus al-Munawwir (14th ed.). Surabaya: Pustaka Progresif.
Rakhmat, J. (1999). Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Sufistik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shihab, M. Q. (1999). Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Zuhri, M. (2005). Tasawuf Transformatif. Sekarjalak.
DOI: 10.21043/riwayah.v2i2.3143
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.