Open Journal Systems
Sejarah Perkembangan Metode dan Pendekatan Syarah Hadis
Abstract
Tulisan ini mencoba untuk mengungkap ulang khasanah keilmuan hadis, terutama berkaitan dengan syarah. Sejarah mencatat bahwa secara historis hadis pada masa awal tidak dapat dipisahkan dengan disiplin ilmu-ilmu lain, termasuk al Qurana. Dengan demikian, ilmu-ilmu terkait dengan hadis masih menjadi satu-kesatu dengan hadis. Namun seiring dengan perjalanan waktu, para sarjana muslim mulai mengungkap dan memetakan keilmuan hadis dan disipilin ilmu yang lain, termasuk syarah hadis. Dapat dipastikan bahwa syarah hadis menjadi disiplin ilmu dan terpisah dari hadis pada masa tabiin. Hal ini didasarkan oleh kebutuh para ulama untuk memurnikan hadis dengan ilmu-ilmu lain. Setelah masa tabi’in sejarah syarah hadis mulai menemukan format dengan sistem keilmuan yang sistematis. Dimana mulai diungkap metode dan pedekatan syarah hadis yang terdapat dalam beberapa kitab mu’tabar sebagai sebuah percontohan dalam memahami hadis nabi. Dengan demikian, suatu usaha yang tidak mudah dalam mengungkap sejarah panjang syarah hadis.
Keywords
References
Abbas, H. (2004). Kritik Matan Hadis. Yogyakarta: Teras.
Adlibi, M. S. al. (1983). Manhaj Naqd al Matan Inda Ulamâ al Hadīth al Nabawiyah. Bairut: Darul al Ifaq.
Ajjaj, A. H. M. (n.d). Jami’ Shaih Lil Muslim, juz 2, dalam DVD Rom Maktabahasy-Syamilah, versi edisi, 2,11.
Ali, A. (1996). Kamus al-Ashri. Yogyakarta: Ali Maksum Presss.
Ali, N. (2001). Memahami Hadis Nabi; Metode dan Pendekatan. Yogyakarta: Alfath Offset.
As-Sindi, Syarh Sunan An-Nasa’i, juz 5, dalam DVD Rom Maktabahasy-Syamilah, versi Edisi 2.11
Azami, M. M. (1995). Memahami Ilmu Hadis Telaah Metodologis dan Literatur Hadis, terj. Mieth Kieraha, Jakarta: Lentera.
Bukhari, A. A. M. (n.d). al- Jami’ Ash-Shahih Lil Bukhari, juz 1, dalam DVD Rom Maktabahasy-Syamilah, versi edisi, 2,11.
Hasan, A. Q. (1982). Ilmu Mushthalah Hadis. Bandung: Diponegoro.
Hitti, P. K. (2005). The History Of The Arabs. Jakarta: Serambi.
Ichwan, M. N. (2007). Studi Ilmu Hadis. Semarang: RaSAIL.
Ismail, S. (2009). Hadis Nabi Yang Tekstual Dan Kontekstual, cet 2, Jakarta: Bulan Bintang.
Khatib, M. A. (1981). Al-Sunnah Qabla Tadwin. Beirut: Dar al-Fikr.
Munawwir, A.W. (1984). Kamus Al-Munawwir, edisi lux, Yogyakarta: PP al-Munawwir.
Mustaqim, A. (2008). Paradigma Integrasi-Interkoneksi dalam Memahami Hadis Nabi, Yogyakarta: Bidang Akademik UIN SUKA.
Munawwar, S. A. al- (2001). Asbabul Wurud ;Studi Kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qardawi, Y. (1997). Bagaimana Memahami Hadis Nabi. Terj, Muhammad al-Baqir, Bandung, Karisma.
Rahman, F. (2000). Islam, terj. Ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka.
Ritzer, G. (1985). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Alimandan (ed), Jakarta: Rajawali, 1985.
Suryadilaga, A. (2012). Metode Syarah Hadis, Yogyakarta: Suka Press.
Suryadi, (2000). Rekonstruksi Metodologis Pemahaman Hadis Nabi, “Wacana Studi Hadis Kontemporer”, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Salim, A. M. (n.d). Syarh Bulughul Maram, juz 13, dalam DVD Rom Maktabiahasy-Syamilah versi edisi, 2,11
Tirmidzi, I. (1998). Sunan Al-Tirmidzi, no 1583. Kairo: Darl Ilmi.
Zahwu. M. A., (n.d) Al Hadīts wa al Muhaddithūn. Kairo: al Maktabah al-Taufīqiyah.
Zuhri, M. (1997). Hadis Nabi: Telaah Historis dan Metodologis. Yogyakartaa: Tiara Wacana.
DOI: 10.21043/riwayah.v2i2.3130
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.