Open Journal Systems

HADITH STUDIES ON THE IDDAH AND IHDAD OF WOMEN PUBLIC OFFICIALS: An Integration of Normative and Empirical Studies

Nur Wakhidah, Fahmi Hamdi, Mida Mar`atus Sholihah, Ahmad Subakir

Abstract

Iddah and Ihdad are shari'a commanded by Allah Swt and have the value of worship. Meanwhile, female public officials are bound by the rules of employment. The contextualization of current community conditions recognizes public positions that are not exclusive to men. In the public sphere, women can act as public officials. This study aims to analyze the hadiths on iddah and ihdad normatively and empirically. The study of iddah and ihdad is dynamic, so it needs to collaborate on normative and empirical hadith studies. Understanding hadith is very important in answering the challenges of the times. We need to find a compromise between the demands of religion and profession, for the sake of justice and the benefit of women who have a career in the public sector. Some theories to analyze the research data are normative and empirical hadith understanding theory, public policy theory, justice theory, and maslahah theory. Data was obtained through literature, interviews, and observation. With the help of biology and psychology, to ensure the emptying of the womb with the arrival of menstruation, there needs to be a period of mourning, which is a deep feeling of sadness for the loss of a loved one. The results of this study found an integration of normative and empirical hadith studies. The typology of hadith studies with the direction of study is increasingly complex, requiring the elaboration of normative and empirical studies while maintaining the principles of hadith studies. The implementation of Iddah and Ihdad in women’a behavior is the axiology of Ahkam hadith.

[Iddah dan ihdad merupakan syari’at yang diperintahkan Allah Swt dan memiliki nilai ibadah. Sementara wanita pejabat publik terikat dengan aturan kepegawaian. Kontekstualisasi kondisi masyarakat saat ini mengakui posisi publik yang tidak eksklusif untuk laki-laki. Di ranah publik, perempuan dapat berperan sebagai pejabat publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hadis-hadis tentang iddah dan ihdad secara normatif dan empiris. Kajian iddah dan ihdad mengalami sebuah dinamika, sehingga kajian tersebut perlu mengkolaborasi studi hadis normatif dan empiris.  Memahami hadits sangat penting dalam menjawab tantangan zaman. Kita perlu menemukan kompromi antara tuntutan agama dan profesi, demi keadilan dan kemaslahatan perempuan yang berkarier di sektor publik. Beberapa teori untuk menganalisis data penelitian adalah teori pemahaman hadis normatif dan empiris, teori kebijakan publik, teori keadilan, dan teori maslahah. Data diperoleh melalui metode Pustaka, wawancara dan observasi. Dengan bantuan biologi dan psikologi, untuk memastikan kosongnya rahim, dengan datangnya haid, perlu ada masa berkabung, yaitu perasaan sedih yang mendalam karena kehilangan orang yang dicintai. Hasil penelitian ini menemukan integrasi kajian hadis normatif dan empiris. Tipologi kajian hadis dengan arah kajian semakin kompleks, perlu elaborasi kajian normatif dan empiris dengan tetap memelihara prinsip-prinsip kajian hadis. Implementasi hadis iddah dan ihdad dalam perilaku perempuan adalah aksiologi hadis Ahkam.]

Keywords


Hadith study, iddah, ihdad, normative, empirical

References


Abdullah, M. A. (2020). Multidisiplin, interdisiplin, & transdisiplin: Metode studi agama & studi Islam di era kontemporer. Yogyakarta: IB Pustaka.

Akbar, M. F., & Mohi, W. K. (2018). Studi evaluasi kebijakan (evaluasi beberapa kebijakan di Indonesia). Gorontalo: Ideas Publishing.

Al-Asqalani, A.-H. I. H. (1995). Bulughul maram. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Al-Bassam, A. bin A. (n.d.). Syarah bulughul maram jilid 5. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Malibary, S. Z. ibn A. A. (2006). Fath al-Mu’in. Indonesia: Al-Haramain.

Al-thahan, M. (1979). Taysir mustalah al-hadis. Beirut: Dar al-Qur’an.

Ampel, T. P. M. U. S. (2014). Studi hadis. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Az-Zuhaili, W. (2011). Fiqh Islam wa adillatuhu jilid 9. Jakarta: Gema Insani.

Bassam, A. bin A. Al. (2013). Syarah bulughul Maram 5.

Goldziher, I. (2010). Mazhab tafsir dari klasik hingga modern. Yogyakarta: elSAQ Press.

Hazm, A. M. A. bin S. I. (2016). Al-Muhalla jilid 15. Jakarta: Pustaka Azzam.

Ilyas, A., & Et.al. (2019). Studi hadis: Ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Depok: Rajawali Pers.

Interview SB. (2021). Palangka Raya: 03 Mei 2021.

Khairiyatin. (2023). Ihdad perspektif hadis dan eksistensinya di Era Society 4.0 (Kajian hadis tematik ). El-Nubuwwah, 1(1), 88–104.

Kompilasi Hukum Islam. , (2007). Indonesia.

Kristeva, J. (1997). Revolution in poetic language.

Observasi. (2021). Palangka Raya: 22 April.

Qudamah, I. (n.d.). Al Mughni 11. Pustaka Azzam.

Rahman, F. (1982). Islam and modernity: Transformation of an intelectual tradition. Chicago: Chicago University Press.

RI, K. A. (2012). Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta: Dirjen Bimas Islam.

Sabiq, S. (n.d.). Fikih sunnah 4. Mataraman: Tinta Abadi Gemilang.

Saleh, A. A. (2018). Pengantar psikologi. Makassar: Akasara Timur.

Sulalah, A., & Halida, P. A. (2023). Nafkah iddah pasca perceraian perspektif Hadis (Studi kasus di desa Panaguan kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan). El-Nubuwah: Jurnal Studi Hadis, 1(1), 60–87.

Suyadilaga, M. A. F. (2015). Ulumul hadis. Yogyakarta: Kalimedia.

Usman, M. (2002). Kaidah-kaidah ushuliyah dan fiqhiyah: pedoman dasar dalam istinbath hukum Islam. Surabaya: PT Raja Grafindo Persada.

Waliko. (2015). Konsep iddah dan hhdad bagi wanita karier yang ditinggal mati suaminya (Tinjauan ma’anil hadis). Yinyang: Jurnal Studi Islam, Gender Dan Anak, 10(1), 1–14.

Zamroni, M., & Ulum, H. (2021). Analisis komparatif perspektif KHI dan fiqih Imam Syafi’i tentang hukum Ihdad bagi perempuan. Qolamuna, 7.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v10i1.25268

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.