Open Journal Systems

UNDERSTANDING HADITH ABOUT FEMALE CIRCUMCISION: An Attempt to Reconstruct the Practice of Female Circumcision in Indonesia

Roma Wijaya

Abstract

This article describes the problems of female circumcision or known as Female Genital Cutting/Mutilation (FGC/M). Pros and cons have sprung up regarding the legality of the practice of female circumcision in Indonesia, the pros are based on tradition, culture, and religious narratives, such as the hadith narrated by Abu Dawud. The contra group indicated negative effects on women from a health perspective, such as genital ulceration, injuries to nearby tissues, septicemia and even death due to bleeding. Therefore, this research actualizes the understanding regarding female circumcision by looking at various aspects. This research is a qualitative type of library research using a descriptive-analytical method. The approach used is ma’anil hadis to see the explanation, description of female circumcision, then actualized in the current context in Indonesia. The results of this study are first, the hadith of female circumcision contained in Sunan Abu Daud is dhaif, munkar, even ma’lul/problematic. Second, female circumcision does not need to be carried out on the grounds that WHO has disclosed the complications caused by circumcision. Strengthened by regulations from the Indonesian Ministry of Health, Islamic mass organizations, as well as other figures such as Husein Muhammad.

[Artikel ini menjelaskan problematika khitan perempuan atau disebut sebagai Female Genital Cutting/Mutilation (FGC/M). Pro kontra bermunculan mengenai legalitas praktek khitan perempuan di Indonesia, kalangan pro berasaskan pada tradisi, budaya, serta narasi-narasi agama. Kelompok kontra mengindikasikan adanya efek negatif terhadap perempuan dari segi Kesehatan seperti ulserasi alat kelamin, luka pada jaringan terdekat, septikemia bahkan kematian akibat pendarahan. Sebagaimana hadis| yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Hadis ini dinilai da’if karena ada sanad bernama Muh}ammad bin Hassan berstatus Majhul. Namun, pada praktiknya masih saja diamalkan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya merekontruksi pemahaman terkait khitan perempuan dengan melihat berbagai aspek. Penelitian ini kualitatif yang berjenis library research dengan menggunakan metode deskripsi-analitis. Pendekatan yang digunakan adalah ma’anil hadis untuk melihat penjelasan, gambaran tentang khitan perempuan, kemudian diaktualisasikan pada konteks saat ini di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah pertama, hadis khitan perempuan yang terkandung dalam Sunan Abu Daud bernilai dhaif, munkar, bahkan ma’lul/bermasalah. Kedua, khitan perempuan tidak perlu dilaksanakan dengan alasan WHO telah mengungkapkan komplikasi yang ditimbulkan oleh khitan. Diperkuat dengan peraturan Kementerian Kesehatan RI, ormas-ormas Islam, serta tokoh lain seperti Husein Muhammad.]

Keywords


female circumcision hadith, ma’anil hadith, circumcision practice, re-actualization

References


Althaus-Reid, M. (2002). Indecent Theology: Theological Perversions in Sex, Gender and Politics. In Taylor & Francis. Taylor & Francis.

Azizah, N. (n.d.). Khitan Bagi Wanita, Haruskah? Lentera Islam. https://www.google.co.id/books/edition/Khitan_Bagi_Wanita_Haruskah/AwixDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Boddy, J. (2007). Gender Crusaders: The Female Circumcision Controversy in Cultural Perspective. In Y. Hernlund & B. Shell-Duncan (Eds.), Transcultural Bodies: Female Genital Cutting in Global Context (pp. 46–66). Rutgers University Press.

Habieb, S. A. (2006). Ensiklopedi Ijmak (A. S. Machfudz & M. Bisri (trans.); IV). Pustaka Firdaus.

Hadrawi, U. (2013). Hukum Khitan Perempuan. Nu.Online. https://islam.nu.or.id/syariah/hukum-khitan-perempuan-H4Igi

Hasbillah, A. ’Ubaydi. (2019). Ilmu Living Qur’an-Hadis: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi (M. Hanifuddin (ed.); I). Maktabah Darus-Sunnah.

Hernlund, Y., & Shell-Duncan, B. (2007). Transcultural Bodies: Negotiating Rights and Culture. In Transcultural Bodies: Female Genital Cutting in Global Context. Rutgers University Press. https://doi.org/10.36019/9780813541389

Hikmalisa, & Iballa, D. K. M. (2022). Perspektif Kesetaraan Dan Keadilan Gender Husein Muhammad Dalam Silang Pendapat Khitan Perempuan. Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman, 8(1), 86–109. https://doi.org/https://doi.org/10.5281/wahanaislamika.v8i1.205

Ibrahim, M. as-S. (1997). 50 Wasiat Rasulullah bagi Wanita (III). Pustaka al-Kautsar.

Ida, R. (2022). Praktik Sunat Perempuan & Konstruksi Budaya Seksualitas Perempuan di Madura. Airlangga University Press. google.co.id/books/edition/Praktik_Sunat_Perempuan_Konstruksi_Buday/mmvIDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Kemendikbud. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sunat

Kementerian Kesehatan RI. (1997). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1636/MENKES/PER/XI/2010 tentang Sunat Perempuan. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2012/09/permenkes-1636-tahun-2010.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1636/menkes/per/xii/2010 Tentang Sunat Perempuan. Kementerian Kesehatan Indonesia.

Majma’ Al-Lughah Al-’Arabiyah. (1994). Mujam Al-Wajiz. Wazarah At-Tarbiyyah wat Ta’lim.

Muhammad, H. (2019). Fiqh Perempuan. IRCiSoD. https://www.google.co.id/books/edition/Fiqh_Perempuan/4rGtDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Munawwir, A. W. (1997). Kamus Al-Munawwir. Pustaka Progressif.

Mustaqim, A. (2016). Ilmu Ma’anil Hadits: Paradigma Interkoneksi (II). Idea Press.

NU Online. (2010). Fatayat NU: Khitan Perempuan itu Tradisi, Bukan Perintah Agama. Nu.Online. https://www.nu.or.id/warta/fatayat-nu-khitan-perempuan-itu-tradisi-bukan-perintah-agama-oEJsd

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. (2011). Hasil-Hasil Muktamar 32 Nahdlatul Ulama (A. M. DZ (ed.); II). Sekretariat Jenderal PBNU.

Pimpinan Pusat Aisyiyah. (2019). Pembahasan Khitan Perempuan Dan Kesehatan di PWA Sumut. Pimpinan Wilayah ’Aisyiyah (PWA) Sumatera Utara. http://sumut.aisyiyah.or.id/en/berita/pembahasan-khitan-perempuan-dan-kesehatan-di-pwa-sumut.html#:~:text=Majelis Tarjih Muhammadiyah menetapkan bahwa,melanggar Sunnah dan dikhawatirkan mudharat.

Purwosusanto, H. (2020). Khitan, Perempuan dan Kekerasan Seksual. Jurnal Studi Gender Dan Anak, 7(02), 115–130. https://doi.org/https://doi.org/10.32678/jsga.v7i02.180

Putranti, B. D. (2005). Sunat Perempuan: Cermin Bangunan Sosial Seksualitas Masyarakat Yogyakarta Dan Madura. Populasi, 16(1), 81–103.

Qardhawi, Y. (1995). Fatwa-fatwa Kontemporer: Vol. I. Gema Insani Press.

Romziana, L. (2020). Khitan Perempuan dalam Sunan Abu Daud. Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al Qur’an Dan Hadist, 3(1), 1–21. https://doi.org/https://doi.org/10.35132/albayan.v3i1.81

Rosyid, M. (2020). Hadis Khitan Pada Perempuan: Kajian Kritik Matan Sebagai Upaya Mengakhiri Diskriminasi Gender. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 6(1), 19–38. https://doi.org/10.21043/riwayah.v6i1.6869

Rukin. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (I). Ahmar Cendekia.

Sa’dan, M. (2016). Khitan Anak Perempuan, Tradisi, dan Paham Keagamaan Islam: Analisa Teks Hermeneutika Fazlur Rahman. BUANA GENDER : Jurnal Studi Gender Dan Anak, 1(2), 115–128. https://doi.org/https://doi.org/10.22515/bg.v1i2.225

Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. NATURAL SCIENCE: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53. https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555

Sulaiman, I. A. D. (1998). Kitab Sunan: Sunan Abu Daud: Vol. V. Muassasah ar-Rayyan.

Suryadilaga, A. (2009). Aplikasi Penelitian Hadis dari Teks ke Konteks. Teras.

TEMPO Publishing. (2020). Khitan: Mitos Sifon, dan Polemik. Tempo Publishing. https://www.google.co.id/books/edition/Khitan_Mitos_Sifon_dan_Polemik/P6TWDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Umar, A. (n.d.). Fiqih Wanita. CV. As-Syifa’.

UNICEF. (2005). Female Genital Mutilation/Cutting: A Statistical Exploration. In UNICEF. United Nations Children’s Fund (UNICEF).

Vinsink, A. J. (1978). Miftah Kunuz As-Sunnah. Idarat Tarjaman As-Sunnah.

Wensinck, A. . (1936). Mu’jam Mufahras Li Alfadzil Hadis an-Nabawi. Maktabah Brill.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v9i1.19976

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.