Open Journal Systems

RESPONDING TO WOMEN’S TRAVELLING WITHOUT A MAHRAM IN THE ERA OF SOCIAL TRANSFORMATION: An Analysis of Mukhtalif al-Hadith

Susi Wulandari

Abstract

This study views two hadiths about women travelling with a mahram which at first glance seem contradictory. One hadith says that it is not lawful for women to travel without a mahram, while in another hadith, the Prophet states that there will be women who travel alone and are not afraid of anything except Allah. These two hadiths need to be studied further. The concept of mahram must be clearly understood so that there is no discrediting of women in doing something in the public sphere because many factors have encouraged women to travel in the current era of social transformation, for example, to pursue an education that necessitates being far away from family. This study uses the al-jam’u method so that these two mukhtalif hadiths about women travelling with a mahram could be applied to modern society that has undergone a social transformation. The hadith about women travelling with mahrams is substantially a concern for security on women’s travels. Suppose on the way; a woman is worried that it will be unsafe. In that case, she can practice the hadith that is not lawful for a woman’s trip if a mahram does not accompany her. In contrast, if the woman can travel safely, she can practice the second hadith about a woman travelling alone without a mahram, and there is no fear except for Allah. For this reason, modern society with social transformation can choose between the two hadiths that conform to the situation and conditions.

[Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang perempuan bepergian bersama mahram, didalam hadis-hadis yang sekilas tampak bertentangan. Salah satu hadis berisi tentang tidak halal perjalan perempuan tanpa mahram, sedangkan hadis lainnya Rasul bersabda akan ada perempuan yang bepergian sendirian dan tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Hadis-hadis tersebut perlu diketahui penyelesaiannya, serta konsep mahram perlu diketahui lebih jauh, agar tidak ada pendeskreditan terhadap perempuan didalam melakukan sesuatu di ruang public, karena banyaknya faktor yang mendorong perempuan melakukan perjalanan di era transformasi sosial saat ini, misalnya untuk mengenyam pendidikan yang mengharuskan jauh dari keluarga. Penyelesaian mukhtalif al-hadis tentang perempuan bepergian dengan mahram menggunakan metode al-jam’u, sehingga penulisan ini memiliki tujuan ialah kedua hadis mukhtalif tentang perempuan bepergian dengan mahram, dapat diaplikasikan dalam konteks masyarakat modern yang telah mengalami transformasi sosial. Hadis tentang perempuan bepergian bersama mahram secara substansi merupakan perhatian keamanan pada perjalanan perempuan. Apabila dalam perjalanannya perempuan dikhawatirkan tidak aman maka dapat mengamalkan hadis tidak halal perjalanan perempuan jika tidak disertai mahram, sedangkan jika perempuan dalam perjalanannya aman, maka dapat mengamalkan hadis tentang seorang perempuan berjalan sendirian dan tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Untuk itu masyarakat modern dengan transformasi sosial dapat memilih diantara hadis keduanya yang selaras dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.]

Keywords


mukhtalif al-hadith; mahram; social transformation; woman

References


‘Asqalani, A. ibn ‘A. ibn H. (1986). fathl bari bisyarah shahih al-imam abi ‘abdullah Muhammad ibn ismail al-Bukhari. Kairo: Dar al-Rayan litturath.

‘Itr, N. (2014). ‘Ulumul Hadis (Mujiyo, penerj.). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Adhari, I. Z., Fikri, Y. T. A., Sukarnoto, T., Jamaludin, J., Cahyanti, I. S., Naafisah, D. D., … Artuah, M. G. (2021). Kumpulan Teori Penafsiran Al-Qur’an - Al-Hadis dan Teori Ekonomi Islam Menurut Para Ahli (W. B. Persada, ed.). Bandung.

Ahdiah, O. I. (2013). Peran-peran Perempuan dalam Masyarakat. 5(2), 1085–1092.

Anas, M. & Rosyadi, I. (2015). Metode Memahami Hadis-hadis Kontradiktif. Mutawatir, 3(1), 123–139. https://doi.org/10.15642/mutawatir.2013.3.1.123-139

Angraini, S., Nurhayati, Lukitasari, I., Bodromurti, W., & Surida, D. (2021). Profil Perempuan Indonesia Tahun 2021. Jakarta: Kementrerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Subki, A. Y. (2010). Fiqh Keluarga. Jakarta: Amzah.

As‘ad, T. A. H. (2001). Tariq As‘ad Halimiy al-As‘ad. Beirut: Dar Ibn Hazm.

Ash-Shiddieqy, M. H. (2001). Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Aswar. (2016). Metode Penyelesaian Ikhtilaf Al-Hadis (Telaah Terhadap Kitab Ta’Wil Mukhtalif Al-Hadis Karya Ibn Qutaibah). UIN Alauddin Makasar.

Aziz, A., & Dinata, Y. M. (2021). Pelacakan Hadis Bepergian Wanita Tanpa Mahram. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 4(1), 102–114. https://doi.org/10.36670/alamin.v4i01.86

Baqa`i, A. N. (1998). al-Ijtihad fi `Ilm al-Hadits wa Atsaruh `ala al-Fiqh al-Islami. Beirut: Dâr al-Basyâ’ir al-Islâmiyah.

Bukhari, M. ibn I. A. ‘Abdullah A.-B. A.-J. (1422). Al-Jami’ Al-Musnad Al-Shahih Al-Muhtashar Min ‘Umuri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mashurah: Daru Tuqa An-Najah.

Hanapi, A. (2015). Peran Perempuan dalam Islam. Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies, 1(1), 15-26. http://dx.doi.org/10.22373/equality.v1i1.620

Handayana, S., & Budiman, A. (2020). Pemahaman Proposional tentang Mahram sebagai Pendamping dalam Perjalanan Perempuan. al-Fikr, 3(1), 85-103. https://doi.org/10.32332/al-fathin.v3i01.2238

Handayani, T., & Ilyas, D. (2014). Isu Gender : Potret Relasi Masa Lampau, At a Glance. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama, 15(2), 35–48.

Harahap, I. (2015). Hadis-Hadis ekonomi. Jakarta: Kencana.

Hassan, A. Q. (2007). Ilmu Musthalah Hadits. Bandung: Diponogoro.

Huda, M. K. (2019). Ilmu Matan Hadis. Tangerang Selatan: Yayasan Pengkajian Hadis el-Bukhori.

Ibn Manzhur, A.-M. M. bin M. bin M. al-A. (n.d.). Lisan al-`Arab. Beirut: Dâr Shâdir.

Ismail, M. S. (1995). Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar, dan Pemalsunya. Jakarta: Gema Insani Press.

Khairuddin. (2010). Metode Penyelesaian Hadist Mukhtalif. Stubstantia, 12(1), 48–58.

Kodir, F. A. (2021). Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah! Mengaji Ulang Hadis dengan Metode Mubadalah. Bandung: Afkaruna.id.

Komnas Perempuan. (2020). Dokumen Rencana Strategis Pencegahan dan Penanggulangan Segla Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan dan Pemenuhan Hak Korban. Jakarta.

Lan, T. J. (2015). Perempuan dan Modernisasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 17(1), 17–28. http://jmb.lipi.go.id/index.php/jmb/article/view/118

Magdalena, R. (2017). Kedudukan Perempuan dalam Perjalanan Sejarah (Studi Tentang Kedudukan Perempuan dalam Masyarakat Islam). Harkat an-Nisa: Jurnal Studi Gender dan Anak, 2(1), 13–36. e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id

Manembu, A. E. (2017). Peranan perempuan dalam pembangunan masyarakat desa. Jurnal Politico, 6(1), 1–28.

Mizi, L. J. A.-D. A. A.-H. Y. (1987). Tahdibul Kamal fi Ismail Rijal. Beirut: Muassasah Ar-Risalah.

Muslim, H. A. A.-H. A.-Q. A.-N. (n.d.). Al-Musnad Al-Shahih Al-Muhtashar Binaqli Al-‘adli ‘an adli Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beirut: Darul ihya’.

Suarmini, N. W. & Zahrok, S. (2018). Peluang dan Tantangan Peran Perempuan. Prosiding SEMATEKSOS 3 “Strategi Pembangunan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0,” 48–53.

Nurdin, A., & Shodik, A. F. (2019). Studi Hadis Teori dan Aplikasi. Bantul: Lembaga Ladang Kata.

Rajiah. (2013). al-Mutlaq dan al-Muqayyad dalam Hukum Islam. Jurnal PILAR, 2(2), 157–174. https://almaiyyah.iainpare.ac.id/index.php/diktum/article/view/229/153

Kemenag RI. (2017). Al-Qur’anul Karim Mushaf dan Terjemahnya. Surabaya: Nur Ilmu.

Sadat, A. (2015). Ikhtilaf Di Kalangan Ulama Al-Mujtahidin. Al-Risalah Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, 15(2), 181–191.

Safri, E. (1999). al-Imam al-Syafi’iy; Metode Penyelesaian Hadis-Hadis Mukhtalif. Padang: IAIN IB Press.

Satir, M. (2019). Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Masa Awal Kehadiran Pendidikan Islam. AL-FIKR: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 39–48. doi: 10.32489/alfikr.v5i1.17

Shalihin, N., & Firdaus, F. (2019). Transformasi Gender: Strategi Pembebasan Perempuan dari Jerat Pembangunan dan Kapitalisme. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 14(1), 109-140. https://doi.org/10.21580/sa.v14i1.3366

Sumbulah, U. (2008). Kritik Hadis: Pendekatan Historis Metodologis. Malang: UIN-Malang Press.

Sumbulah, U. (2010). Kajian Kritis Ilmu Hadis. Malang: UIN-Malang Press.

Sutiono. (2020). Pendidikan Perempuan Sebelum Islam. Tahdzib Al Akhlaq, 2(6), 123–133. https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/download/1149/665

Suyutiy, J. al-D. (1984). al-Luma‘ fi Asbab Wurud al-Hadis. Beirut: Dar al-Kutub al- ‘Ilmiyah.

Syafi’i, A. A. M. ibn I. al-. (1422). Al-Um Bab Ikhtilaf al-Hadits. Mankurah: Dar al-wafa’ li al-taba’ah.

Syafi’i, Muhammad bin Idris al-Syafi`i Abu Abdullah. (1985). Al-Um. Beirut: Mu’assasah al-Kutub al-Saqafiyah.

Syafi’i, A. A. M. ibn I. al-. (n.d.). al-Risalah. Beirut: Dâr al-Kutub al-`Ilmiyah.

Syafi’i, A. A. M. ibn I. al-. (1370). Musnad al-Imam al-Syafi’i. Beirut: Dar al-Kitb al-‘Alamiyah.

Tuwu, D. (2018). Peran Pekerja Perempuan Dalam Memenuhi Ekonomi Keluarga: Dari Peran Domestik Menuju Sektor Publik. Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, 13(1), 63-76. http://dx.doi.org/10.31332/ai.v13i1.872

Wahyudi, A. (2014). Kontroversi Hadits-Hadits Menangisi Mayat Dalam Perspektif Mukhtalif Hadits. Al-Ihkam, 9(69), 75–116.

Zaydan, ‘A. al-K. (1993). Al-Mufassal Fi Ahkam Al-Mar’ah Wa Al-Bayt Al-Muslim Fi Shari’ah AlIslamiyyah. Beirut: Mua’ssasah al-Risalah.

Zuhad. (2010). Fenomena Kontradiksi Hadis dan Metode Penyelesaianya. Semarang: Rasail Media Group.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v8i2.15272

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.