Open Journal Systems

KONTEKSTUALISASI PEMAHAMAN HADIS AL-IFKI (HOAX) DALAM BERINTERAKSI DI MEDIA SOSIAL: Aplikasi Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd

Muhammad Mundzir

Abstract

Artikel ini membahas tentang pemahaman hadis al-ifki yang menceritakan tentang fitnah yang dituduhkan oleh Aisyah. Hadis tersebut mengandung beberapa isu yang bisa ditarik ke zaman media sosial sekarang, di mana banyak terjadi pergeseran penggunaannya. Media sosial bukan lagi menjadi sarana untuk menyebarkan informasi yang berguna menambah wawasan masyarakat, tapi juga menjadi sarana untuk menyebarkan fitnah, ujaran kebencian, dan hoax. Maka dari itu, penulis mencoba mengontekstualisasikan pemahaman dari hadis al-Ifki. Penulis menggunakan Hermeneutika yang digagas oleh Nasr Hamid Abu Zayd, di mana dalam metodologinya terdapat tiga prinsip yang harus dilakukan, yaitu mencari, dalalah, maghza, dan, maskut ‘anhu. Hasil dari aplikasi menggunakan Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd adalah bahwa dalam bermedia sosial perlu bagi pengguna untuk memberikan informasi yang baik, sebab hal tersebut akan dinilai sedekah. Pengguna media sosial juga perlu untuk menghargai perasaan orang lain ketika akan memosting sesuatu. Selain itu, jika tidak dapat melakukan hal yang bersifat positif bagi media sosial, maka lebih baik diam.

[Contextualization of Understanding Hadith al-Ifki on Social Media Interaction: An Application of Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics. This article discusses the understanding of hadith al-ifki which tells about the slander alleged by Aisyah. The hadith contains several issues that can be drawn into the current era of social media, where there are many shifts in its use. Social media is no longer a means to disseminate useful information to broaden the public's knowledge, but also a means to spread slander, hate speech, and hoaxes. Therefore, the author tries to contextualize the understanding of the hadith al-ifki. The author uses Hermeneutics which was initiated by Nasr Hamid Abu Zayd, where in the methodology there are three principles that must be carried out, namely seeking, dalalah, maghza, and, maskut 'anhu. The result of the application using Nasr Hamid Abu Zayd's Hermeneutics is that in social media it is necessary for users to provide good information, because this will be considered as alms. Social media users also need to respect other people's feelings when posting something. In addition, if you can not do something positive for social media, then it is better to be silent.]

Keywords


Hadis al-Ifki; Kontekstualisasi; Media Sosial; Nasr Hamid Abu Zayd

References


’Aini, B. al-. (2003). Umdat al-Qari. Beirut: Daar Ihya’ al-Turats al-Arabiy.

Abu Zayd, N. H. (2001). Tekstualitas Al-Qur’an (K. Nahdliyyin, Penerj.). Yogyakarta: LKIS.

Abu Zayd, N. H. (2003). Hermeneutika Inklusif: Mengatasi Problematika dan Cara-cara Pentakwilan atas Diskursus Keagamaan. Jakarta: ICIP.

Abu Zayd, N. H. (2006). Rethingking the Qur’an: Towards a Humanistic Hermeneutics. Utrecht: Humanistics University Press.

Afandi, I. (2018). Hoax Dalam Sejarah Islam Awal (kajian Kritis Tentang Qs. an-Nur: 11-20). Ar-Risalah: Media Keislaman, Pendidikan dan Hukum Islam, 16(1), 145–161.

Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia. Jurnal Publiciana, 9(1), 140–157.

Dozan, W. (2017a). Metodologi Tafsir Kontemporer (aplikasi Teori Hermeneutika Nashr Hamid Abu Zaid Q.S. an-Nisa: 3). Journal of Qur’an and Hadith Studies, 6(2), 42–68. https://doi.org/10.15408/quhas.v6i2.13411

Dozan, W. (2017b). Metodologi Tafsir Kontemporer (Aplikasi Teori Hermeneutika Nashr Hamid Abu Zaid Q.S. an-Nisa: 3). Journal of Qur’an and Hadith Studies, 6(2), 42–68. https://doi.org/10.15408/quhas.v6i2.13411

Eriyanto. (2011). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (VI). Yogyakarta: LKIS.

Farihin, H. (2016). Hermeneutika Rabbaniy ala Hadis Qudsi Riwayat Huzaifah Bin Al-Yaman. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 2(2), 169-182. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v2i2.3131

Fauzi, I. (2020). Hadis dari Klasik Literal ke Portable Digital: Telaah Aplikasi Smartphone Mausu’ah al-Hadis al-Syarif Islamweb. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 6(1), 1-18. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v6i1.6747

Fuqohak, M. (2018). Meneladani Strategi Ahli Hadis dalam Menyeleksi Riwayat Hoax. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 4(2), 337-356. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4519

Imron, A. (2019). Al-Qur’an dan Hadis Nabi dalam Pusaran Cyber War-Proxy: Analisis Narasi Kelompok Anti Vaksin di Media Siber Internet. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 5(1), 167-186. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v5i1.4936

Ismail, S. (1994). Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Ismaila, M. (2019). Resepsi Hadis Anjuran Tersenyum dan Aplikasinya dalam Emoticon Senyum pada Sosial Media. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 5(1), 49-66. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v5i1.4937

Istianah, I. (2020). Era Disrupsi dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Hadis di Media Sosial. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 6(1), 89-102. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v6i1.6861

KOMINFO, P. (t.t.-a). Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diambil 3 November 2021, dari Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI website: http:///content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media

KOMINFO, P. (t.t.-b). “Penyebaran informasi hoax menimbulkan keresahan di masyarakat.” Diambil 3 November 2021, dari Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI website: http:///content/detail/9058/penyebaran-informasi-hoax-menimbulkan-keresahan-di-masyarakat/0/sorotan_media

Kurahman, T. (2021). Hermeneutika Nashr Hamid Abu Zayd: Analisis Hadis-Hadis Perceraian. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 7(1), 45-66. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v7i1.8520

Kurdi. (2010). Hermeneutika Al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Elsaq.

Lestari, Y. S. (2018). Politik Identitas di Indonesia: Antara Nasionalisme dan Agama. Journal of Politics and Policy, 1(1), 19–30. https://doi.org/10.21776/ub.jppol.2018.001.01.2

Majid, A. (2019). Fenomena Penyebaran Hoax dan Literasi Bermedia Sosial Lembaga Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia. 7(2), 228-239. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Komodifikasi/article/view/11329

Miski. (2017). Fenomena Meme Hadis Celana Cingkrang dalam Media Sosial. Jurnal Multikultural dan Multireligius, 16(2), 291-306.

Mudzhar, M. A. (2011). Pendekatan Studi Islam: Dalam Teori dan Metodologi (VIII). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mustaqim, A. (2016). Ilmu Ma’anil Hadis. Yogyakarta: Idea Press.

Muzakky, A. H., & Fahrudin, F. (2020). Kontekstualisasi Hadis dalam Interaksi Media Sosial yang Baik di Era Millenial dalam Kitab Fatḥ al-Bārī Syarah Hadis al-Bukhāri. Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis, 5(1), 12–20.

Namiriy, A. U. Y. bin A. bin M. bin A. B. bin ’Ashim A.-N. al-. (2000). Al-Istidzkar. Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyah.

Nawawiy, A. Z. M. Y. bin S. al-. (1995). Syarh An-Nawawiy ’ala Shahih Muslim. Mesir: Al-Maktabah At-Taufiqiyah.

Nisabury, A. A.-H. M. bin A.-H. bin M. A.-Q. al-. (1992). Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar bi Naql al-’Adl ’an Al-’Adl ila Rasulillah Saw. Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyah.

Nur Khoiri, M. (2019). Memotret Peradaban Hadis di Media Indonesia. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 5(1), 1-12. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v5i1.7959

Nurkhanif, M. (2018). Nalar Kritis Hadis Rukyah al-Hilal : Kajian Hermeneutika dan Dekonstruksi Hadis. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 4(2), 265-280. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4625

Nuryansah, M. (2016a). Aplikasi Hermeneutika Nashr Hāmid Abū Zaid Terhadap Hadis Nabi (Studi Pada Hadis “Perintah Memerangi Manusia Sampai mereka Mengucapkan tiada tuhan selain Allah”). Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities, 1(2), 259–278. https://doi.org/10.18326/mlt.v1i2.259-278

Nuryansah, M. (2016b). Aplikasi Hermeneutika Nashr Hāmid Abū Zaid Terhadap Hadis Nabi (Studi Pada Hadis “Perintah Memerangi Manusia Sampai mereka Mengucapkan tiada tuhan selain Allah”). Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities, 1(2), 259–278. https://doi.org/10.18326/mlt.v1i2.259-278

Qahariy, Z. M. al-M. al-. (1356). Faidl al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir. Mesir: Al-Maktabah al-Tijariyyah al-Kubra.

Qasthalaniy, A. bin M. bin A. B. bin A. al-M. al-. (1323). Irsyad al-Sariy li Syarh Shahih al-Bukhariy. Mesir: Al-Muthaba’ah al-Kubra al-Amiriyah.

Razi, A. A. M. bin U. bin A.-H. bin A.-H. A.-T. al-. (1999). Mafaatih al-Ghaib. Beirut: Daar Ihya’ al-Turats al-Arabiy.

Saifullah, M. (2019). Wajah Alquran dan Hadis dalam Bingkai Meme: dari Estetis Menjadi Lukratif. Riwayah : Jurnal Studi Hadis, 5(1), 13-30. http://dx.doi.org/10.21043/riwayah.v5i1.5041

Suryadilaga, M. A. (2017). Metodologi Syarah Hadis dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Kalimedia.

Syamsuddin, S. (2009). Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Pesamtren Nawasea.

Syamsuddin, S. (2017, November). Ma’na-Cum-Maghza Aproach to the Qur’an: Interpretation of Q. 5:51. 131–136. Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/icqhs-17.2018.21


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/riwayah.v7i2.11027

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.