Open Journal Systems

Perebutan Otoritas Keagamaan: Persaingan Kekuasaan dibalik Debat Nasab Ba' Alawi

Ferhadz Ammar Muhammad

Abstract

Di Indonesia, kategori ulama terdiri dari dua kelompok agamawan, yakni kiai dan habaib. Keduanya terlibat aktif dalam totalitas dakwah yang responsif terhadap keadaan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak hanya menjadikan ulama sebagai rujukan keilmuan, namun sekaligus pertimbangan dalam menentukan pilihan-pilihan hidup, termasuk politik. Semakin banyak pengikut yang menyerahkan loyalitasnya kepada ulama, maka pengaruh dan kekuasaan yang dimiliki ulama bertambah besar. Implikasi politisnya, ulama mulai bersaing untuk mendapatkan banyak pengikut yang bisa dipertukarkan dengan manfaat berupa materi dan kedudukan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika perdebatan nasab Ba ‘Alawi antara kelompok pro-Imad dengan pro-habaib. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini berhasil mengumpulkan data primer berupa argumentasi kedua kelompok, sekaligus data sekunder dengan mengelaborasi studi literatur berupa sejarah dan perilaku politik ulama. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa perdebatan nasab memiliki unsur persaingan otoritas dan perebutan pengaruh antara sejumlah kiai Jawa dan habaib untuk mendominasi status dan manfaat yang menguntungkan.

Keywords


Otoritas Keagamaan, Perdebatan Nasab, Ba ‘Alawi, Habaib, Kiai

References


Alatas, I. F. (2018). Habaib in Southeast Asia. In K. Fleet, G. Krämer, D. Matringe, A. J. Nawas, & E. K. Rowson (Eds.), Encyclopaedia of Islam Three (pp. 56–59). Brill.

Alatas, I. F. (2021). What Is Religious Authority? : Cultivating Islamic Communities in Indonesia. Princeton University Press.

Alatas, I. F., As’ad, M., & Karyadi, F. (2022). Sejarah Hubungan Habaib dan Nahdlatul Ulama (NU). Tebuireng: Journal of Islamic Studies and Society, 2(2), 87–101. https://doi.org/10.33752/tjiss.v2i2.2388

Alkatiri, Z., & Karim Hayaze, N. A. (2022). Critical Literature Study on Habaib Identity in the constellation of Islamic studies in Indonesia from the colonial period to the present. Cogent Arts & Humanities, 9(1). https://doi.org/10.1080/23311983.2022.2096286

Aminah, S. (2019). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Ilmu Politik. . Prenamedia Group.

Aspinall, E., & Berenschot, W. (2019). Democracy for Sale; Pemilihan Umum, Klientelisme, dan Negara di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.

Anderson, Ben. (2000). Kuasa Kata: Jelajah Budaya-Budaya Politik di Indonesia. Mata Bangsa.

Berg, L.W.C. van den. (1989). Hadrami dan Koloni Arab di Nusantara. INIS.

Bruinessen, M. Van. (1994). NU: Tradisi Relasi-Relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru. LKiS.

Bruinessen, M. Van. (1990). Indonesia’s ulama and politic’s: caught between legitimising the status quo and searching for alternatives. PRISMA The Indonesian Indicator, 49, 52–69.

de Witte, M., de Koning, M., & Sunier, T. (2015). Aesthetics of religious authority: introduction. Culture and Religion, 1–8. https://doi.org/10.1080/14755610.2015.1058524

Fealy, G. (2011). Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967. LKiS.

Foladare, I. S. (1969). A Clarification of “Ascribed Status” and “Achieved Status.” The Sociological Quarterly, 10(1), 53–61. https://doi.org/10.1111/j.1533-8525.1969.tb02061.x

Fukuyama, F. (2014). Political Order and Political Decay: From the Industrial Revolution to the Glibalization of Democracy.

Arendt, Hannah. (1961). Between Past and Future. The Viking Press.

Hasan, N. (2012). Islam Politik di Dunia Kontemporer. SUKA Press.

Hoesterey, J. B. (2012). Prophetic Cosmopolitanism: Islam, Pop Psychology, and Civic Virtue in Indonesia. City & Society, 24(1), 38–61. https://doi.org/10.1111/j.1548-744X.2012.01067.x

Horikoshi, H. (1987). Kiai dan Perubahan Sosial, . P3M.

Ida, L. (2004). NU Muda: Kaum Progresif dan Sekularisme Baru. Penerbit Erlangga.

Jackson, K. D. (1989). Kewibawaan Tradisional, Islam dan Pemberontakan. Pustaka Utama Grafiti.

Jati, W. R. (2021). Pergeseran Peran Kiai dari Cultural Broker menuju Veto Player dalam Politik Indonesia. In M. Afifuddin & M. Farid (Eds.), Agama, Kiai Tradisional, dan Perubahan Sosial: Sudut Pandang dari Pinggiran Indonesia (Pertama, pp. 1–29). RFM Pramedia.

Kesuma, A. S., Halim, A., & Syam, N. (2022). The Religious Politics of Habaib in Surabaya and Bangil East Java: A Socio-Religio-Political Approach. QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies), 10(2), 285. https://doi.org/10.21043/qijis.v10i2.12090

Kitiarsa, P. (2008). Religious commodifications in Asia. . Marketing Gods.

Kuru, A. T. (2023). Islam, Otoritarianisme dan Ketertinggalan. Penerbit KPG.

Makmun, A. R. (2006). Sunni dan Kekuasaan Politik. STAIN Ponorogo Press.

Merriam, C. E. (1945). Systematic Politics. The University of Chicago Press.

Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda.

Mufti, M. (2023). The Waning of Kiai’s Role: Transformation from Cultural Broker to Political Broker in Regional Head Election. Khazanah Sosial, 5(2), 206–219. https://doi.org/10.15575/ks.v5i2.25326

Mulyana, D. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Remaja Rosdakarya.

Permawa, A., & Mawardi. (2017). Habain in Batavia in the 17th Century: A Study on the Roles of Habaib in the Process of Islamization and Islamic Preaching. Tawarikh Vol.9 No.1. Oktober 2017:27, 9(1), 23–32.

Pondok Pesantren Al-Anwar. (2023, November 9). Ta’dzim Habaib Bani Alawi. Https://Www.Ppalanwar.Com/Tadzim-Nasab-Bani-Alawi/.

Pratto, F., Sidanius, J., & Levin, S. (2006). Social dominance theory and the dynamics of intergroup relations: Taking stock and looking forward. European Review of Social Psychology, 17(1), 271–320. https://doi.org/10.1080/10463280601055772

Rasmussen, B. A. S. (2013). Agama dan Politik Amerika. In J. T. Ishiyama & M. Breuning (Eds.), Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21: Vol. Jilid II. Kencana Prenada Media Grup.

Rijal, S. (2020). Performing Arab Saints and Marketing the Prophet: Habaib and Islamic Markets in Contemporary Indonesia. Archipel, 99, 189–213. https://doi.org/10.4000/archipel.1719

S. Al-Qurthuby. (2018). Sejarah Politik , Politisasi Agama dan Dampaknya di Indonesia. Ma’arif Journal, 13(2).

Sidanius, J., & Pratto, F. (1999). Social Dominance. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781139175043

Sunyoto, A. (2017). Atlas Walisongo, . Pustaka IIMaN.

Surur, A. M., Anfa’u, M., Rosi, F., & Rohmain, M. A. F. (2024). Memudarnya Otoritas Keagamaan? (Polemik Nasab Habaib di Kalangan Pondok Pesantren Al-Nahdliyin). . Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam, 10(1), 33–47.

Surya, D., Zulkarnain, Z., Rahmawati, D., & Santika, R. J. (2023). The dynamics of self-identity among habaib lovers: An interpretative phenomenological analysis of Indonesian Generation Z. INSPIRA: Indonesian Journal of Psychological Research, 4(2), 150–161. https://doi.org/10.32505/inspira.v4i2.5850

Turmudi, E. (2004). Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. LKiS.

Utsman, I. (2022). Menakar Kesahihahan Nasab Habaib Di Indonesia. Maktabah Nahdlatul Ulum.


Full Text: PDF

DOI: 10.21043/politea.v7i1.28727

How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Politea : Jurnal Pemikiran Politik Islam