Nikah Subarang Ayie Kontestasi Nikah Formalistik di 50 Kota Sumatera Barat
Abstract
Subarang Ayie marriage, marriages that are performed through marriage services that are not regulated by the state, or not through procedures that have been established by applicable laws and regulations, so that this marriage does not have official documents, as regulated by the state. Ayie's Subarang marriage still occurs due to practices carried out by actors who need and need each other, making it difficult to be eliminated. Marriage under the hand is still a rational and normative choice, especially among those who have problems in marriage. Therefore, Subarang Ayie's marriage still survives.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abror, K. (2017). Wacana Tentang Nikah Sirri Dalam Fikih Kontemporer. ASAS, 9(1).
Alfin, A., & Rahman, A. (2019). Nikah Subarang Ayie Versus Nikah Syariah Kontestasi Simbolik Beragama Yang Terkalahkan Di Lima Puluh Kota Sumatera Barat. HUMANISMA: Journal of Gender Studies, 3(2), 102-113.
Arthani, N. L. G. Y. (2019). Perlindungan Anak Dalam Praktik Perkawinan Usia Dini. Vyavahara Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama Dan Ilmu Hukum, 13(2), 92-100.
Fadhilah, N. M. N. N. (2017). Perkawinan Di Bawah Tangan (Nikah Siri) Dalam Perspektif Feminis. Ahkam: Jurnal Hukum Islam, 5(2), 361-382.
Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2016). Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Sari Pediatri, 11(2), 136-41.
Faizal, L. (2016). Akibat Hukum Pencatatan Perkawinan. ASAS, 8(2).
Hanani, S. 2018. Women’s Newspapers As Minangkabau Feminist Movement Against Marginalization In Indonesia. Global Journal Al-Thaqafah, 8(2), 75-83.
Hadler J. (2010). Sengketa Tiada Putus. Jakarta: Freedom Institut.
Hariyanto, H. (2016). Dehumanisasi TerhaDap perempuan Dalam praksis poligami: Dialektika antara normativitas dan historisitas. Palastren Jurnal Studi Gender, 8(1), 79-102.
Islami, I. (2017). Perkawinan di Bawah Tangan (Kawin Sirri) dan Akibat Hukumnya. ADIL: Jurnal Hukum, 8(1), 69-90.
Kritis Pemikiran Siti Musdah Mulia dan Khoiruddin Nasution). El-Mashlahah, 8(1).
Matnuh, H. (2016). Perkawinan Dibawah Tangan Dan Akibat Hukumnya Menurut Hukum Perkawinan Nasional. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(11).
Muhajarah, K. (2017). Perselingkuhan Suami terhadap Istri dan Upaya Penanganannya. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(1), 23-40.
Rohaen, R. (2018). Tinjauan sosiologi terhadap praktik akad nikah menggunakan penghulu tidak resmi (Studi di Desa jembatan Kembar Kec. Lembar Kab. Lombok Barat) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Mataram).
Rahmi, A., & Sakdul, S. (2017). Fungsi Pencatatan Perkawinan Dikaitkan dengan Upaya Perlindungan Hukum terhadap Anak Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 46/puu-viii/2010. DE LEGA LATA: Jurnal Ilmu Hukum, 1(2), 264-286.
Setyaningrum, A., & Arifin, R. (2019). Analisis Upaya Perlindungan dan Pemulihan Terhadap Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Khususnya Anak-Anak dan Perempuan. Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora, 3(1), 9-19.
Sayyad, M. A. (2018). Urgensi Pencatatan Nikah sebagai Rukun Nikah (Studi
Taubah, M. (2015). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 3(1), 109-136.
Weber, M. (2009). From Max Weber: essays in sociology. Routledge.
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/palastren.v13i2.7448
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 PALASTREN Jurnal Studi Gender
Palastren : Jurnal Studi Gender by Pusat Studi Gender STAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.