Open Journal Systems
AMAR MA’RUF NAHY MUNKA MENURUT AL - QUR’AN: Kajian Semantik
Abstract
Kajian semantik dalam pembacaan al-Qur’an sejatinya telah
dikenal sejak masa sahabat, dengan Ibn Abbas sebagai tokohnya.
Pada fase selanjutnya, banyak mufassir muslim yang turut
mengaplikasikan kajian semantik ini, seperti az-Zamakhsyari,
ataupun dari kalangan outsider seperti Toshihiko Izutsu. Melalui
pengkajian semantik diperoleh bahwa kata ma’ru>fdan khair
memiliki makna yang berbeda, meski secara leksikal keduanya
sama-sama menunjukkan arti kebaikan. Ma’ru>fsecara formal
berada pada posisi yang bertentangan dengan munkar. Amar
ma’ru>f nahy munkarini seharusnya diaplikasikan secara persuasif
dalam bentuk yang baik, karena seruan menuju nilai-nilai Ilahi
tidak boleh dipaksakan.
dikenal sejak masa sahabat, dengan Ibn Abbas sebagai tokohnya.
Pada fase selanjutnya, banyak mufassir muslim yang turut
mengaplikasikan kajian semantik ini, seperti az-Zamakhsyari,
ataupun dari kalangan outsider seperti Toshihiko Izutsu. Melalui
pengkajian semantik diperoleh bahwa kata ma’ru>fdan khair
memiliki makna yang berbeda, meski secara leksikal keduanya
sama-sama menunjukkan arti kebaikan. Ma’ru>fsecara formal
berada pada posisi yang bertentangan dengan munkar. Amar
ma’ru>f nahy munkarini seharusnya diaplikasikan secara persuasif
dalam bentuk yang baik, karena seruan menuju nilai-nilai Ilahi
tidak boleh dipaksakan.
DOI: 10.21043/hermeneutik.v7i2.926
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HERMENEUTIK