Open Journal Systems
DINAMISME TEKS: Menimbang Prinsip Naskh Masyrut
Abstract
Artikel ini membahas mengetengahkan salah satu penafsiran
paling mutakhir mengenai naskh yang mengemuka di dalam
milieu penafsir Syiah kontemporer, yakni naskh masyru>t}
(abrogasi kondisional-temporal). Teori naskh masyrut} ini semakin
mengukuhkan relevansi ajaran-ajaran al-Qur’an untuk berbagai
ruang dan waktu, mengingat ia mengandaikan adanya gerak
sirkular tiada henti, yang pada gilirannya menolak segala bentuk
klaim “pembekuan” ataupun “pembatalan” teks secara fial dan
selamanya. Dengan demikian, teks al-Qur’an akan bergerak
secara dinamis, karena penerapan ajaran-ajarannya terjadi melalui
gerak menanjak, yakni dari konteks historis menuju teks, bukan
malah sebaliknya. Namun demikian, teori ini masih memerlukan
pematangan dan perumusan lebih lanjut, mengingat masih
ditemukannya sejumlah kelemahan si dalamnya, seperti belum
jelasnya hingga saat ini tolak ukur suatu ayat dapat dikateorikan
sebagai bagian dari naskh masyrut > } dan masih beragamnya ayat-ayat
yang masih diperdebatkan di antara para pakar sisi ke-mansu>khannya.
paling mutakhir mengenai naskh yang mengemuka di dalam
milieu penafsir Syiah kontemporer, yakni naskh masyru>t}
(abrogasi kondisional-temporal). Teori naskh masyrut} ini semakin
mengukuhkan relevansi ajaran-ajaran al-Qur’an untuk berbagai
ruang dan waktu, mengingat ia mengandaikan adanya gerak
sirkular tiada henti, yang pada gilirannya menolak segala bentuk
klaim “pembekuan” ataupun “pembatalan” teks secara fial dan
selamanya. Dengan demikian, teks al-Qur’an akan bergerak
secara dinamis, karena penerapan ajaran-ajarannya terjadi melalui
gerak menanjak, yakni dari konteks historis menuju teks, bukan
malah sebaliknya. Namun demikian, teori ini masih memerlukan
pematangan dan perumusan lebih lanjut, mengingat masih
ditemukannya sejumlah kelemahan si dalamnya, seperti belum
jelasnya hingga saat ini tolak ukur suatu ayat dapat dikateorikan
sebagai bagian dari naskh masyrut > } dan masih beragamnya ayat-ayat
yang masih diperdebatkan di antara para pakar sisi ke-mansu>khannya.
DOI: 10.21043/hermeneutik.v7i1.912
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HERMENEUTIK