Artikel ini hendak mengungkap mukjizat matematis dalam alQur’an dengan memposisikannya sebagai kritik wacana yangdilakukan dengan pendekatan sains dan budaya. Selama ini, uraiantentang kemukjizatan al-Qur’an lebih dominan pada pembahasansusunan kalimat dan pemilihan bahasanya yang bagus, sertapenempatan kosa katanya yang berimbang, yang sejatinyabermuara pada mukjizat kebahasaan al-Qur’an, disampingmukjizat al-Qur’an yang terkait dengan ajaran keagamaan daninformasi keilmuan, serta aspek pemberitaan gaib ataupun kisahkisah lampau. Pembahasan tentang mukjizat matematis masihrelatif minim dilakukan. Mukjizat matematis dalam al-Qur’anpertama kali dikenalkan oleh Rashad Khalifa yang berupa bilanganatau angka tertentu yang menjadi rumus dalam susunan ayat/surat al-Qur’an. Perumusan mukjizat matematis dimulai denganpelbagai pembahasan tentang huruf-huruf muqaththa‘ah padaawal-awal surat tertentu.Di antarasainsdanbudaya yang terlibatdalam perumusan mukjizat matematis al-Qur’an—disampingMatematika itu sendiri—adalah numerologi dan gematria.Namun demikian, perlu diperhatikan juga bahwa pendekatanpengetahuan dan realitas dalam perumusan mukjizat matematisal-Qur’an tersebut perlu memperhatikan statusnya yang valid,ilmiah, tetap, dan tidak masuk ke ranah mazhab atau aliran tertentu. Dengan demikian, hasil penghitungan diharapkan tidakkeluar dari konteks pembuktian mukjizat al-Qur’an.
Hermeneutik : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Published by Published by Study Program of Al-Qur'an and Tafsir of Ushuluddin Faculty State Islamic Institute of Kudus, Indonesia Street Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51 Phone: +62291-432677 Website: https://iqt.iainkudus.ac.id/ Email: [email protected]