Open Journal Systems
KONSEP IMAN MENURUT TOSHIHIKO ISUTZU
Abstract
Artikel ini berupaya untuk memahami al-Qur’an dengan metode
dan pendekatan para outsider. Akan tetapi, tidak jarang pula
metode dan pendekatan yang dipakai para ousider tersebut akan
dapat membuka cakrawala dan mengembangkan pengetahuan
baru. Pokok-pokok implementasi iman menurut Toshihiko Izutsu
dalam buku “Konsep-Konsep Etika Religius dalam al-Qur’an”
yaitu: (1) Iman, merupakan lawan diametrik dari kufr, maka
tidak ada alasan sama sekali untuk terkejut jika menemukan iman
berlawanan dengan istilah etika religius lain yang kurang lebih
sinonim dengan kufr. (2) Ketiga konsep (Ima>n, Isla>m, Ihsa>n)
membentuk tiga tingkatan secara berurutan menurut konsep
agama sebagaimana yang dipahami menurut pengertian Islam.
Tingkatan yang paling tinggi adalah ihsan, tingkatan pertengahan
adalah iman, dan diikuti oleh islam. Dengan demikian, setiap
muhsin (pelaku ihsan) adalah mu’min (orang yang beriman), dan
setiap mu’min adalah muslim (orang Islam). Namun demikian,
tidak semua mukmin adalah muhsin, dan tidak setiap muslim
adalah mukmin.
dan pendekatan para outsider. Akan tetapi, tidak jarang pula
metode dan pendekatan yang dipakai para ousider tersebut akan
dapat membuka cakrawala dan mengembangkan pengetahuan
baru. Pokok-pokok implementasi iman menurut Toshihiko Izutsu
dalam buku “Konsep-Konsep Etika Religius dalam al-Qur’an”
yaitu: (1) Iman, merupakan lawan diametrik dari kufr, maka
tidak ada alasan sama sekali untuk terkejut jika menemukan iman
berlawanan dengan istilah etika religius lain yang kurang lebih
sinonim dengan kufr. (2) Ketiga konsep (Ima>n, Isla>m, Ihsa>n)
membentuk tiga tingkatan secara berurutan menurut konsep
agama sebagaimana yang dipahami menurut pengertian Islam.
Tingkatan yang paling tinggi adalah ihsan, tingkatan pertengahan
adalah iman, dan diikuti oleh islam. Dengan demikian, setiap
muhsin (pelaku ihsan) adalah mu’min (orang yang beriman), dan
setiap mu’min adalah muslim (orang Islam). Namun demikian,
tidak semua mukmin adalah muhsin, dan tidak setiap muslim
adalah mukmin.
DOI: 10.21043/hermeneutik.v9i1.890
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HERMENEUTIK