Open Journal Systems
STUDI KRITIS TERHADAP IDE KHALED ABOU AL- FADL DALAM SPEAKING IN GOD’S NAME
Abstract
Penulisan artikel ini dilatarbelakangi adanya pemikiran
Khaled Abou el-Fadl yang menjadi kontrovesi di belahan
dunia Islam. Abou el-Fadl banyak membincang tentang
ide munculnya komunitas mufassir. Tujuan penulisan ini
mengungkap lebih lanjut tentang asal-usul munculnya
pemegang otoritas makna al-Qur’an atau kemudian
populer dengan istilah komunitas mufassir dengan
mengungkap gagasan yang ada di balik tulisan Khaled
Abou El-Fadl dalam sebuah karyanya yang berjudul
Speaking in God ‘s Name: Islamic Law, Authority, and
Women. Secara berturut-turut akan dibahas tentang potret
hidup khaled, profi karya Speaking in God ‘s Name,
manusia sebagai khalifah, otoritas dan otoritarianisme,
mufassir sebagai pemegang otoritas makna al-Qur’an.
Hasil dari penulisan artikel ini adalah manusia sebagai
khalifah idealnya mampu menafsirkan dalam upaya
membreakdown kehendak, keinginan, aturan, ataupun
instruksi Allah yang telah terangkum dalam kitab suciNya, al-Qur’an, untuk memakmurkan penghuni seluruh
alam semesta. Kenyataannya sebagian manusia tidak mempunyai kemampuan ataupun kesempatan untuk
melaksanakan tugas penafsiran tersebut sehingga sebagian
manusia melimpahkan tugas dan wewenang ini pada
sebagian manusia yang lain yang dianggap expert karena
memiliki kompetensi di bidang ini yakni mufassir. Sebagian
manusia yang melimpahkan tugas dan wewenang percaya
dan yakin jika mufassir yang menerima limpahan telah
memenuhi kejujuran (honesty), kesungguhan (diligence),
pengendalian diri (self restraint), kemenyeluruhan (comprehensiveness), rasionalitas (reasonableness).
DOI: 10.21043/hermeneutik.v9i1.887
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HERMENEUTIK