Open Journal Systems
Pendekatan Historis Sosiologis Terhadap Ayat-Ayat Ahkam dalam Studi Al-Qur'an Perspektif Fazlur Rahman
Abstract
Artikel ini mengeksplorasikan tentang pemikiran Fazlurrahman
tentang metolodologi tafsirnya double movement. Tujuan metodologi
tafsir bagi Rahman adalah untuk menangkap kembali pesan moral
universal Al-Qur’an yang obyektif itu, dengan cara membiarkan AlQur’an berbicara sendiri, tanpa ada paksaan dari luar dirinya, untuk
kemudian diterapkan pada realitas kekinian. Langkah kerja metode
penafsirannya tersebut diimplementasikan baik pada wilayah hukum
dan sosial, serta masalah metafiis dan teologis. Untuk wilayah
hukum dan sosial Rahman menerapkan pendekatan historis sosiologis
dan metode double movement. Hasil dari penelitian ini adalah
al-Qur’an berselimutkan sejarah, sehingga untuk memahaminya
meniscayakan untuk menggunakan pendekatan historis. Pendekatan
historis hendaknya dibarengi dengan pendekatan sosiologis, yang
khusus memotret kondisi sosial yang terjadi pada massa al-Qur’an
diturunkan. Aplikasi dari pendekatan ini dalam prakteknya
memunculkan apa yag seringkali orang menyebut dengan gerakan
ganda (double movement), sebagaimana yang ditawarkan Fazlur
Rahman. Metodologi penafsiran al-Qur’an yang utuh dan padu, yang
dia tawarkan adalah metode penafsiran yang memuat di dalamnya
2 (dua) gerakan. Gerakan pertama berangkat dari situasi sekarang
menuju ke situasi massa al-Qur’an diturunkan dan gerakan kedua
kembali lagi, yakni dari situasi massa al-Qur’an diturunkan menuju
ke massa kini.
tentang metolodologi tafsirnya double movement. Tujuan metodologi
tafsir bagi Rahman adalah untuk menangkap kembali pesan moral
universal Al-Qur’an yang obyektif itu, dengan cara membiarkan AlQur’an berbicara sendiri, tanpa ada paksaan dari luar dirinya, untuk
kemudian diterapkan pada realitas kekinian. Langkah kerja metode
penafsirannya tersebut diimplementasikan baik pada wilayah hukum
dan sosial, serta masalah metafiis dan teologis. Untuk wilayah
hukum dan sosial Rahman menerapkan pendekatan historis sosiologis
dan metode double movement. Hasil dari penelitian ini adalah
al-Qur’an berselimutkan sejarah, sehingga untuk memahaminya
meniscayakan untuk menggunakan pendekatan historis. Pendekatan
historis hendaknya dibarengi dengan pendekatan sosiologis, yang
khusus memotret kondisi sosial yang terjadi pada massa al-Qur’an
diturunkan. Aplikasi dari pendekatan ini dalam prakteknya
memunculkan apa yag seringkali orang menyebut dengan gerakan
ganda (double movement), sebagaimana yang ditawarkan Fazlur
Rahman. Metodologi penafsiran al-Qur’an yang utuh dan padu, yang
dia tawarkan adalah metode penafsiran yang memuat di dalamnya
2 (dua) gerakan. Gerakan pertama berangkat dari situasi sekarang
menuju ke situasi massa al-Qur’an diturunkan dan gerakan kedua
kembali lagi, yakni dari situasi massa al-Qur’an diturunkan menuju
ke massa kini.
DOI: 10.21043/hermeneutik.v9i1.883
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HERMENEUTIK