Open Journal Systems
Astronomy Interpretation in Acehnese Poetic-form; Analysis of al-Baqarah: 189 in Tafsir Irsyadul Ikhwan ila Ma'ani Al-Qur'an by Tengku Muhammad Ali Irsyad
Abstract
Many astronomical phenomena (Falak) in the Qur'an are closely related to human activities. The astronomy verses largely determine the determination of worship time. Tengku Muhammad Ali Irsyad, one of the Falaq scholars in Aceh, collaborated uniquely with the Qur’an and the Science of Falaq in his interpretation. This paper will discuss the interpretation of Irsyadul Ikhwan ila Ma'ani al-Quran by Tengku Muhammad Ali Irsyad, known as Abu Teupin Raya. The methodology of his interpretation will be the fundamental question in this research.Furthermore, this article will find the relationship between the interpretation of Tengku Muhammad Ali Irsyad with a global context when the writing of the tafsir is done. Through Sociolinguistic and literary approaches, this paper argued that presenting the interpretation in the poetic Acehnese language is the advantage of this interpretation. The results are written like a literary poem. The Falaqiyah pattern will stand out in interpreting the Falaq verses. Second, Irsyad's choice to opt for a ‘free’ poetic translation reflects a conscious decision to present the Qur'an's content in a form based on pre-existing Acehnese literary culture. This interpretation is closely related to the advanced Acehnese society to this day.
Tafsir Astronomi dalam Bentuk Puisi Aceh; Analisis al-Baqarah: 189 dalam Tafsir Irsyadul Ikhwan ila Ma'ani Al-Qur'an karya Tengku Muhammad Ali Irsyad. Fenomena astronomi (falak) banyak tertera dalam al-Qur’an yang pada kenyataannya sangat terkait dengan aktifitas manusia. Penentuan waktu ibadah pun banyak ditentukan oleh ayat-ayat yang mengisyaratkan komponen ilmu Falaq. Tengku Muhammad Ali Irsyad, salah satu ulama Falaq di Aceh, berhasil mengawinkan al-Quran dan Ilmu Falaq secara apik dalam karya tafsirnya. Tulisan ini akan membahas tentang tafsir Irsyadul Ikhwan ila Ma'ani al-Quran karya Tengku Muhammad Ali Irsyad, atau dikenal dengan Abu Teupin Raya. Metodologi dan corak pemikiran akan menjadi pertanyaan dasar dalam penelitian ini. Selanjutnya, artikel ini akan menemukan relasi penafsiran Tengku Muhammad Ali Irsyad dengan konteks global saat penulisan tafsir dilakukan. Melalui pendekatan sosiologi dan sastra, dapat disimpulkan bahwa; Pertama, metode penyajian tafsir dengan bahasa Aceh yang puitis menjadi keunggulan dari tafsir ini. Hasil penafsiran ditulis layaknya syair sastra. Corak Falaqiyah akan terlihat menonjol saat menafsirkan ayat-ayat Falaq. Kedua, internalisasi nilai-nilai budaya Aceh cukup terlihat dalam tafsir ini. Ditulis pada awal era 1990'n menjadikan tafsir ini erat hubungannya dengan masyarakat Aceh progresif hingga saat ini.
Keywords
References
Braginsky, Vladimir I. Yang Indah, Berfaedah, Dan Kamal; Sejarah Melayu Dalam Abad 7-19. Jakarta: INIS, 1998.
Diauddin. (2020). Manajemen Pembelajaran Pada Dayah Darussa ’adah Pusat Teupin Raya Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. In Disertasi. UIN Sumatera Utara.
Fang, Liaw Yock. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Edited by Riris. K Toha Sarumpaet. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011.
Gusmian, I. (2015). Kontroversi Mushaf Al-Qur’an Berwajah Puisi Karya Hb. Yassin (Studi tentang Tatacara Penulisan dan Layout Mushhaf Al-Qur’an). AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur’an, 1(1). https://doi.org/10.47454/itqan.v1i1.3
Hamzah, T. A. (1992). Ummu al-Qur’an; Tafsir Surat al-Fatihah dalam Sya’ir Aceh.
Harun, M. (2012). Pengantar Sastra Aceh. Citapustaka Media Perintis.
Irsyad, T. H. M. A. (1992). Irsyadul Ikhwan ila Ma’ani al-Qur’an. Dayah Darussa’adah.
Jusuf, M. (1995). Alquran al-Karim dan Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh.
Kurdi, M. (2009). Aceh di Mata Sejarawan; Rekonstruksi Sejarah Sosial Budaya. Lembaga Kajian Agama dan Sosial.
Loir, Henri Chambert, ed. Sadur; Sejarah Terjemahan Di Indonesia Dan Malaysia. Sadur Sejarah Terjemahan Di Indonesia Dan Malaysia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009.
Mannan, N. H. A. (2016). Karya Sastra Ulama Sufi Aceh Hamzah Fansuri Bingkai Sejarah Dunia Pendidikan. Substantia, 18(2), 197–206.
Marhamah. (2018). Pendidikan Dayah dan Perkembangannya di Aceh. At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10(1), 71–92. https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/tadib/article/download/117/78/
Mustaqim, A. (2018). Tafsir Jawa; Eksposisi Nalar Shufi-Isyari Kiai Sholeh Drajat. Kajian atas Surat Al-Fatihah dalam Kitab faidh al-Rahman. Idea Press.
Ramadhan, F. (2020). Kajian Sosiolinguistik; Sosiolinguistik sebagai ilmu interdisipliner, ragam bahasa, pilihan kata, dan dwi kebahasaan. OSF Preprints, 2.
Riezal, C., Joebagio, H., & Susanto, S. (2018). Revitalisasi Kearifan Lokal Aceh: Gagasan Islam dan Budaya dalam Menyelesaikan Konflik di Masyarakat. Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities, 3(2), 227. https://doi.org/10.18326/mlt.v3i2.227-244
Rizal, M., & Iqbal, M. (2018). Dayah and Meunasah: Abu Teupin Raya is the Reformer of Islamic Education in Aceh. Jurnal Pendidikan Islam, 7(June), 185–207. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/jpi.2018.71.185-207
Syamsuddin, S. (2009). Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an. Pesantren Nawesea Press.
Tim Penulis UIN Ar-Raniry. (2004). Ensiklopedi Pemikiran Ulama Aceh. Ar-Raniry Press.
Wardhaugh, Ronald. An Introduction to Sociolinguistics. An Introduction to Sociolinguistics, Sixth Edition. United Kingdom: Blackwell Publishing, 2006.
Zakaria. (2016). Dakwah Sufistik Hamzah Fabsuri (Telaah Substansi Syair Perahu). Jurnal Al-Bayan, 22(33), 17–28.
DOI: 10.21043/hermeneutik.v17i1.18951
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 HERMENEUTIK
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.