Open Journal Systems
MEMAHAMI PERBEDAAN BUDAYA SEBAGAI SARANA KONSELING LINTAS BUDAYA
Abstract
Abstrak
Manusia dalam ajaran agama diciptakan terdiri dari beragam suku dan bangsa yang kesemuanya itu ditujukan untuk saling mengenal budaya, adat istiadat, cara beribadah, cara bermuamalah dan sebagainya. Di Indonesia saja terdiri atas beragam suku yang mendiami pulau-pulau yang bertebaran di seluruh pelosok Indonesia. Belum lagi penduduk dunia yang dihuni milyaran manusia juga terdiri dari berbagai suku, bangsa, agama, dan bahasa. Kesemuanya memiliki cara pandang dan cara hidup yang berbeda antara satu dengan lainnya. Namun, tidak selamanya keragaman budaya, agama, dan bahasa dapat berjalan beriringan, adakalanya terjadi gesekan-gesekan kecil maupun besar yang apabila tidak diselesaikan akan menjadi masalah yang lebih besar. Maka dari itu konseling dibutuhkan sebagai solusi atas permasalahan yang timbul. Terlebih lagi yang dihadapi konselor terdiri dari manusia yang berbeda latar belakang budayanya. Karenanya, konselor lintas budaya harus memiliki karakteristik tertentu yakni, pertama: konselor lintas budaya harus sadar terhadap nilai-nilai pribadi yang dimilikinya, kedua, konselor lintas budaya harus sadar terhadap karakteristik konseling secara umum, ketiga, konselor lintas budaya harus mengetahui pengaruh kesukuan, dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungannya, keempat, konselor lintas budaya tidak boleh mendorong seseorang klien untuk memahami budayanya (nilai-nilai yang dimiliki konselor), dan kelima, konselor lintas budaya dalam melaksanakan konseling harus mempergunakan pendekatan eklektik.
Abstract
UNDERSTAND THE DIFFERENCE AS A MEANS OF CROSS-CULTURAL COUNSELING. Man in the teachings of the religion created consists of various tribes and nations all of which aimed to get to know one another culture, customs, how to serve, how to scribe and etc. In Indonesia only consists of various tribes inhabiting the islands are scattered all across Indonesia. Yet the population of the world is inhabited by billions of people also consists of various tribes, nations, religion and the Bible. All of them have perspective and a different way of life with one another. But not forever cultural diversity, religion and language can walk hand in hand, rarely happened friction-swipe was big and small that when not completed will become the bigger problem. So the counseling needed as solutions to the problems that arise. Moreover faced counselors consist of people of different cultural background. Therefore, cross-cultural counselor must have certain characteristics i.e. first: cross-cultural counselor must be aware of the personal values which possesses, second, cross-cultural counselor must be aware of the characteristics of counseling in general, third, cross-cultural counselor must be aware of the influence of ethnicity and they must have attention to their surroundings, fourth, cross-cultural counselor could not encourage one client to understand the culture (The values owned counselors), and fifth cross-cultural counselor in implementing counseling must use eclectic approach.
References
Dayakisni, Tri dan Salis Yuiardi, 2012, Psikologi Lintas Budaya,Malang: UMM Press.
Jalaluddin, 2012, Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Jumarin, 2002, Dasar-Dasar Konseling Lintas-Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat, 2011, Pengantar Antropologi I, Jakarta: Rineka Cipta.
Luddin, Abu Bakar M. 2010, Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik, Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Liliweri, Alo,2013, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mubarok, Achmad, 1999, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Prayitno & Erman Amti, 1999, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta.
Sulistyarini & Mohammad Jauhar, 2014, Dasar-Dasar Konseling, Jakarta: Prestasi Pustaka.
DOI: 10.21043/kr.v7i1.1697
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam