Open Journal Systems
SHALATSEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VERTIKAL TRANSENDENTAL
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa shalat merupakan media komunikasi vertikal transendetal. Komunikasi transendental ini dapat dilakukan melalui berbagai macam media yang biasa dikenal dengan ritual ibadah, baik itu ibadah wajib maupun sunnah. Salah satu media komunikasi transendental yang terjalin untuk berkomunikasi dengan Allah adalah shalat. Habsilnya adalah bahwa shalat sebagai tiang agama. Shalat merupakan ibadah rutinitas harian yang akan merugi jika ibadah yang telah rutin dilakukan tapi esensinya terlupakan, yaitu terjalinnya komunikasi yang harmonis antara seorang hamba dan Sang Khalik. Langkah yang paling tepat agar komunikasi transendental melalui shalat ini berhasil adalah dengan shalat secara khusyuk. Khusyuk bermakna kesadaran penuh akan kerendahan kehambaan diri kita sebagai manusia di hadapan keagungan Rububiyyah (Ketuhanan). Sikap khusyuk ini timbul sebagai konsekuensi kecintaan sekaligus ketakutan kita kepada Zat Yang Maha Kasih dan Maha Dahsyat ini. Sebagai implikasinya, orang yang memiliki sikap seperti ini akan berupaya memusatkan seluruh pikiran kepada Kehadiran- Nya dan membersihkannya dari apa saja yang selain Allah.
kata kunci: Shalat, Komunikasi Vertikal, Transedental
THE PRAYER AS COMMUNICATION MEDIA VERTICALLY TRANSCENDENTAL MEDITATION. This article aims to explain that prayer is communication media vertically transendetal. Communication transcendental meditation this can be done through various media that used to be known as the ritual of worship, either of worship and the sunnah. One of the communication media transcendental meditation interwoven to communicate with God is prayer. Habsilnya is that the prayer as a pillar of the religion. The prayer is worship of the daily routine will be lost if the acts of worship that has been routinely done but politico-wonder, the establishment of a harmonious communication between a slave and the Khalik. The most appropriate steps to communication transcendental meditation through this prayer is successfully with the prayer in humility. Humility means full awareness of the humility kehambaan ourselves as human beings before the majesty of Rububiyyah (Godhead). This humble attitude arise as a consequence of love as well as fear us to Substances That Is Full Of Love and the most terrible. As the implication, people who have attitudes like this will attempt to focus the whole mind to Kehadiran-Nya and clean them from what other than God.Key Words: Prayer, Vertical Communication, Transcendental
References
Ahmadi, Abu, 1995, Mutiara Isra’ Mi’raj, Jakarta: Bumi Aksara
Al-Barzanji, tt., Maulid al-barjanji.Kudus : Percetakan Menara Kudus
As-sayuthi, Imam Anshori, 1998, Bimbingan Ibadah Shalat Lengkap, Surabaya: Mitra Umat
Asy-Shiddiqi, Tengku Muhammad Hasbi, 2000, Kuliah Ibadah, Semarang: Pustaka Rizki Putra
asy-Syafi’i, Imam Taqiuddin Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini al-Husni ad-Dimasyqi, tt, Kifayah al-Akhyar Juz I, Surabaya: Syarikah Nur ‘Amaliyah
Baglawy, Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar, tt,
Buhyah al-Mustarsyidin
Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Islamil bin Ibrahim ibnul Mughirah bin Barabat. tt, Sahih al-Bukhari, 4 jilid, Beirut: Dar al-Fikr
Ibnu Katsir, ‘Imaduddin Abil Fidak Isma’il, tt, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, Indonesia: Sirkah Nur Asia
Mu’is, 2001, Komunikasi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy, 1999, Nuansa-Nuansa Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sangkan, Abu, 2008, Pelatihan Shalat Khusyu’, Jakarta: Yayasan Shalat
Khusyu’ dan Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Shihab, Quraish, 2004, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati
DOI: 10.21043/kr.v5i2.1056
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 KONSELING RELIGI