RELASI AGAMA DAN BUDAYA LOKAL: Upacara Yaqowiyyu Masyarakat Jatinom Klaten

Efa Ida Amaliyah

Abstract


Perayaan Yaqowiyyu di desa Jatinom sudah menjadi ritual
yang dilaksanakan setiap hari Jum’at minggu kedua di
bulan Safar penanggalan Jawa. Ritual tersebut berlangsung
hingga saat ini sebagai ungkapan penghormatan terhadap
Ki Ageng Gribig berupa menyebar kue apem ke halayak
ramai yang sudah menunggu di lapangan yang sudah
disediakan. Penelitian ini secara khusus membahas tentang
makna dari semua unsur yang ada dalam ritual tersebut,
seperti pengunjung, pedagang, dan masyarakat sekitar desa
Jatinom. Selain itu juga masuknya modernitas yang tidak bisa
terelakkan lagi. Untuk mengetahui bahasan tersebut, maka
pendekatan penelitian ini adalah pendekatan fungsionalis.
Pendekatan fungsionalis mengadaikan bahwa suatu
masyarakat dipandang sebagai suatu jaringan kelompok
yang bekerjasama secara terorganisasi, yang bekerja dalam
suatu cara yang relatif teratur menurut seperangkat aturan
dan nilai yang dianut oleh sebagian masyarakat tertentu.
Sebuah perilaku atau tindakan sosial bisa dibenarkan
karena hal tersebut dalam masyarakat dinilai sebagai
fungsional. Makna yang muncul sangat beraneka ragam
tergantung harapan dari mereka yang datang di ritual tersebut. Makna keberkahan adalah yang paling dominan.
Mereka percaya bahwa dengan mendapatkan kue apem
dari lemparan panitia, hajat-hajat yang mereka inginkan
akan cepat terkabul. Sebagai contoh, bagi petani berharap
panennya akan melimpah dengan menyebarkan apem
hasil tangkapan di Yaqowiyyu ke sawah mereka. Begitu
juga yang menghendaki adanya jodoh, berhasil dan sukses
dalam pekerjaannya, serta usahanya yang lancar. Salah satu
yang mereka lakukan dengan apem tersebut menyimpannya
di tempat-tempat yang dianggap bisa aman, seperti lemari
dan di bawah tempat tidur. Makna lain didapat oleh para
pedagang dadakan, tukang parkir, dan masyarakat sekitar
karena kedatangan keluarga jauh mereka. Dengan adanya
antusiasisme dari kalangan masyarakat, maka pemerintah
setempat mengapresiasi untuk keberlangsungan atau
melanggengkan ritual tersebut. Salah satunya dengan
menggandeng perusahaan rokok sebagai sponsor tunggal.
Karenanya tidak salah kalau ritual Yaqowiyyu dijadikan
sebagai wisata religi yang ada di Kabupaten Klaten.
Sehingga, unsur-unsur modernitas yang diwakili oleh
pemerintah dan perusahaan rokok mendukung untuk
melestarikan ritual yang dilakukan oleh pendirinya
yaitu Ki Ageng Gribig sebagai bentuk kearifan local bagi
masyarakat yang mempercayainya.

Keywords


Upacara Yaqowiyyu, Makna, Modernitas, Pendekatan Fungsionalisme.



DOI: http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v3i1.1825

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 FIKRAH

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.



Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan is published by

Prodi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Kudus incorporate with

Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam.

Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Phone: +6282331050629
Website: http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/fikrah
Email: [email protected]

ISSN: 2354-6174 | EISSN: 2476-9649

Creative Commons License
Fikrah Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan by Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.