Dialektika Hak Ijbar dalam Undang-Undang Perkawinan Perspektif Fiqh Sosial MA. Sahal Mahfudh
Abstract
Ijbar rights provisions in the Marriage Law have not been able to have a significant impact on efforts to prevent cases of forced marriages from occurring. There are still many cases of abuse of forced marriage practices committed by parents against their children under the pretext of religion (Islam). This article aims to examine the concept of ijbar rights in the Marriage Law using the concept of Social Fiqh MA. Sahal Mahfudh. The type of method used in writing this article is normative juridical with a conceptual approach and statutory regulations. Data collection techniques are in the form of documentation by searching for data in the form of books, research results, and other literature related to the issue of ijbar rights in marriage. The results of the study show that in the concept of Social Fiqh the provisions on ijbar rights in the Marriage Law have relevance to current conditions and can be a solution to the misunderstanding of the majority of mujbir wali in interpreting the concept of ijbar rights. The concept of social Fiqh also views that the right of ijbar in the Marriage Law can prevent disputes between the mujbir wali and someone who is under his guardianship. Disputes between guardians and their daughters can be resolved by compromising the authority of the mujbir guardian and the rights of the child which also needs to be considered proportionally.
Ketentuan hak ijbar dalam Undang-Undang Perkawinan masih belum mampu memberikan dampak signifikan dalam upaya mencegah terjadinya kasus perkawinan paksa. Masih banyak dijumpai penyalahgunaan praktik-praktik kawin paksa yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya dengan dalih agama (Islam). Artikel ini bertujuan untuk menelaah konsep hak ijbar dalam Undang-Undang Perkawinan dengan menggunakan konsep Fiqh Sosial MA. Sahal Mahfudh. Jenis metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah yuridis normatif dengan pendekatan konseptuan dan peraturan perundang-undangan. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dengan cara mencari data-data berupa buku, hasil penelitian, dan literatur lainnya yang berkaitan permasalahan hak ijbar dalam perkawinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam konsepsi Fiqh Sosial ketentuan hak ijbar dalam Undang-Undang Perkawinan memiliki relevansi dengan kondisi saat ini dan mampu menjadi solusi atas kesalahan pemahaman mayoritas wali mujbir dalam memaknai konsep hak ijbar. Konsep Fiqh sosial juga memandang bahwa hak ijbar dalam Undang-Undang Perkawinan dapat mencegah terjadinya perselisihan antara wali mujbir dengan seseorang yang berada di bawah perwaliannya. Perselisihan antara wali dengan anak perempuannya dapat diselesaikan dengan cara mengkompromikan antara kewenangan wali mujbir dengan hak anak yang juga perlu diperhatikan secara proporsional.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Buku
Abdullah, M. . (2011). Studi Agama, Normativitas atau Historisitas? Pustaka Pelajar.
Al-Anṣori, Z. bin Y. (1997). Tuḥfat at-Ṭullāb bi Sharḥ Matn Taḥrir Tanqiḥ al-Lubāb. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Al-Jazīry, ’Abdurrahman. (2003). Kitāb al-Fiqh ‘Alā Madhāhib al-‘Arba’ah. Dar al-Kutub Al-Ilmiah.
Al-Qualaishy, A. A. (n.d.). Aḥkām Al-Usroh Fī Ash-Sharī’ah Al-Islāmiyyah. Dar Al-Nashr Lil Jami’at.
Amiruddin, & Asikin, Z. (2016). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Rajawali Pers.
As-Shairazi, A. I. (1996). Al-Muhadhdhab fī Fiqh al-Imām Al-Syāfi’iyy. Dar al-Syamsiyah.
Ash-Sharbini, M. (n.d.). al-Iqnā’. Dar Ihya’ al-Kutub al- ‘Arabiyah.
Asmani, J. M. (2016). Mengembangkan Fiqh Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh-Elaborasi Lima Ciri Utama. Elex Media Komputindo.
Az-Zuhayli, W. (1997). Al-Fiqhu al-Islāmi wa Adillatuhu. Dar al-Fikr.
Janah, T. N., & Baroroh, U. (2016). Fiqh Sosial: Masa Depan Fiqh Indonesia. Pusat FISI Institut Pesantren Mathali’ul Falah.
Mahfudh, M. S. (2003). Dialog dengan Kiai Sahal Mahfudh: Solusi Problematika Umat. Ampel Suci dan LTN NU Jawa Timur.
Mahfudh, M. S. (2011). Nuansa Fiqh Sosial. LKiS.
Marzuki, P. M. (2007). Penelitian Hukum. Kencana.
Moleong, L. J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Mughniyyah, M. J. (2008). Al-Fiqh ‘alā Madhāhib al-Akhomsah. Dar atTyyar al-Jadid.
Rofiq, A. (2015). Hukum Perdata Islam Indonesia. Rajawali Pers.
Sudarsono. (2005). Hukum Perkawinan Nasional. Rineka Cipta.
Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Thalib, S. (2007). Hukum Kekeluargaan Indonesia. UI-Press.
Jurnal
Abdillah, K. (2020). Reinterpretasi Hak Ijbar Dalam Hukum Perkawinan Islam Di Keluarga Pesantren. Jurnal Asy-Syari’ah, 22(1), 35–50. https://doi.org/10.15575/as.v22i1.7874
Afiq, A. Z. (2021). Kontroversi Hak Ijbar Wali Terhadap Mempelai Wanita dalam Pernikahan dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Keluarga. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam (JEBI), 1(September 2021), 135–148.
Aristoni. (2021). Kebijakan Hukum Perubahan Batasan Umur Minimal
Umur Pernikahan Perspektif Hukum Islam. Jurnal USM Law Review, 4(1), 393–413.
Aristoni, & Abdullah, J. (2016). 4 Dekade Hukum Perkawinan Di Indonesia: Menelisik Problematika Hukum Dalam Perkawinan di Era Modernisasi. Yudisia, 7(1).
Asmani, J. M. (2015). Fiqh Sosial Kiai Sahal sebagai Fiqh Peradaban. Jurnal Wahana Akademika, 02(2), 122–134.
Baroroh, U. (2020). Understanding Methodology of Fiqh Sosial. Santri: Journal of Pesantren and Fiqh Sosial, 1(1), 27–42. https://doi.org/10.35878/santri.v1i1.202
Chasanuddin, A., & Nafisah, Z. (2019). Konsep Mashlahah Al-Ammah Dalam Perspektif Fiqh Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh. Islamic Review: Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman, VIII(2).
Hakim, M. L. (2019). Aplikasi Konsep Fiqh Sosial KH. MA. Sahal Mahfudh terhadap Batas Usia Perkawinan dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Perkawinan. Islamic Review: Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman. https://doi.org/10.35878/islamicreview.v8i2.174
Muchtar, A. I. S., Zihad, R., & Puspitasari, I. (2019). Pendapat Imam Syafi’i tentang Hak Ijbar Wali: Suatu Kajian Berperspektif Gender. Istinbath | Jurnal Penelitian Hukum Islam, 16(1), 59. https://doi.org/10.36667/istinbath.v16i1.280
Nurdin, D. (2022). Konsep Hak Ijbar Wali Nikah menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam. Junral At-Tadbir, 32, 1–23.
Rahmawati. (2012). Peran Wali Dan Persetujuan Mempelai Perempuan: Tinjauan atas Hukum Islam Konveensional dan Hukum Islam Indonesia. Egalita: Jurnal Kesetaraan Dan Keadilan Gender, 3(1).
Rosyadi, I. (2013). Pemikiran Asy-Syâtibî Tentang Maslahah Mursalah. PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, 14(1), 79–89.
Peraturan Perundang-Undangan
Kompilasi Hukum Islam
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Internet
https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/siaran-pers-komnas-perempuan-34-tahun-ratifikasi-konvensi-cedaw-di-indonesia
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v13i2.15908
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Address: Yudisia Research Center, Department of Islamic Family Law, Sharia Faculty, IAIN Kudus; Jl. Conge Ngembalrejo, Ngembal Rejo, Ngembalrejo, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59322