Asas Keterbukaan dalam Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (Perspektif Islam dan Hukum Positif di Indonesia)
Abstract
Laws have binding power and coercion after being passed in the legislative process. Therefore, the legislative process is bound by several principles, one of which is the principle of openness. Openness is the principle of governance that is based on participation. This article aims to explain the principle of openness in the implementation of the legislative function of the House of Representatives (DPR) in terms of Islamic Law and Positive Law in Indonesia. The type of method used in writing this article is normative juridical using a qualitative approach based on the statute approach and the conceptual approach. Sources of data are used in the form of secondary data which includes primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. For data analysis, this article uses a qualitative descriptive data analysis technique. The results of the study indicate that the principle of openness in the implementation of the legislative function of the DPR was formed to accommodate public participation so that the legislative product does not harm the community. In Islam, several arguments can be used as a normative basis for comparing shura and the principle of openness in the implementation of the legislative functions of the DPR. The principle of openness has the same meaning as Shura in the legislative process, namely public involvement. Shura in Islamic teachings provides a moral foundation when the DPR carries out its legislative function in a democratic system.
Undang-undang memiliki daya ikat dan daya paksa setelah disahkan dalam proses legislasi. Oleh sebab itu, proses legislasi terikat pada beberapa asas, salahsatunyaadalahasasketerbukaan.Keterbukaanmerupakanasaspenyelenggaraanpemerintahan yang bertumpupadapartisipasi.Tulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang asas keterbukaan dalam pelaksanaan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ditinjau dari Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia.Jenis metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah yuridis normatif dengan menggunakan basis pendekatan kualitatif yakni statute approach dan conceptual approach. Sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Untuk analisis data, artikel ini menggunakan teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asas keterbukaan dalam pelaksanaan fungsi legislasi DPR dibentuk untuk mengakomodir partisipasi publik sehingga produk legislasi tidak merugikan masyarakat. Dalam Islam, ada beberapa dalil yang dapat dijadikan landasan normatif untuk membandingkan antara syura dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan fungsi legislasi DPR. Asas keterbukaan memiliki makna sama dengan Syura dalam proses legislasi yakni keterlibatan publik. Syura dalam ajaran Islam memberikan landasan moral ketika DPR melaksanakan fungsi legislasinya dalam sistem demokrasi.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Buku-buku
Ahmad A. Sofyan dan M. Roychan Madjid. (2003). Gagasan Cak Nur Tentang Negara dan Islam. Yogyakarta: Titian Press.
Asshiddiqie, J. (2009). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Asshiddiqie, J. (2010). engantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Budiarjo, M. (2002). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a. (2008). Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang- Undangan di Indonesia. Bandung: Alumni.
Ilyas, H. (2018). Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Jakarta: PT. Pustaka Alvabet.
Imron, A. (2015). Membumikan asas hukum islam di indonesia. Semarang.
Zamhari, Muhammad Hari. 2004. Agama Dan Negara: Analisis Kritis Pemikiran Nurcholish Majid. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jurnal-jurnal
Asyari, Hasyim. 2018. “Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Daerah (Study Kasus Di Kabupaten Lombok Tengah).” Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum 2 (1): 81–96. https://doi.org/10.24246/jrh.2017.v2.i1.p81-96.
Ismayawati, Any. 2021. “Pendekatan dan politik hukumdalam pembangunan hukum pidana di indonesia.” Yudisia : jurnal pemikiran hukum dan hukum islam 12: 109–26.
Jati, Rahendro. 2012. “Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pembentukan Undang-Undang Yang Responsif.” Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 1 (3): 329. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v1i3.88.
Mubarok, Ahmad Agis. 2019. “Musyawarah Dalam Perspektif Al-Qur’an.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 4 (2): 147–60. https://doi.org/10.24090/maghza.v4i2.3550.
Muhaimin, Muhaimin, and Abd Wahab. 2019. “Santri, Misi Politik Dan Perumusan Kebijakan Publik Di Kabupaten Jember.” YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam 10 (2): 157. https://doi.org/10.21043/yudisia.v10i2.6228.
Nina A. Kohn. 2021. “Legislating Supported Decision-Making.” Harvard Journal on Legislation 58 (2).
Prastyo, Angga, Samsul Wahidin, and Supriyadi Supriyadi. 2020. “Pengaturan Asas Keterbukaan Dalam Pembentukan Undang-Undang.” Jurnal Cakrawala Hukum 11 (2): 125–35. https://doi.org/10.26905/idjch.v11i2.4136.
Rajab, Achmadudin. 2017. “Peran Penting Badan Keahlian Dpr Ri Dalam Sistem Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Mendukung ( Important Role of the Expertise of the Parliament of the Republic of Indonesia in the Legal System Formation of Regulation of the Invitation T.” Journal Legislasi Indonesia 14: 233–44.
Santoso, Lukman. 2013. “Prinsip Syura Dalam Konstitusinal Islam.” As-Salam 11 (3): 43–64.
Solihah, Ratnia, and Siti Witianti. 2016. “Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Pemilu 2014: Permasalahan Dan Upaya Mengatasinya.” CosmoGov 2 (2): 291. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v2i2.10010.
Syahmardan. 2012. “Pertisipasi Masyarakat: Wujud Transparansi Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Demokratis.” Legislasi Indonesia 9 (1): 135–50. http://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/download/381/262.
Tumuhu, Norisman. 2013. “Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Indonesia (Dpr-Ri).” Administratum, Lex 1 (2): 195–202.
Yani, Ahmad. 2018. “Analisis Kontruksi Struktural Dan Kewenangan DPR Dalam Fungsi Legislasi Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.” Jurnal Konstitusi 15 (2): 348. https://doi.org/10.31078/jk1526.
Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020tentang Tata Tertib
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v12i2.12260
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Address: Yudisia Research Center, Department of Islamic Family Law, Sharia Faculty, IAIN Kudus; Jl. Conge Ngembalrejo, Ngembal Rejo, Ngembalrejo, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59322