Ka jian Historis Tentang Dinar dan MaMata UaUang Berstandar Emas
Abstract
Karya ini bertujuan untuk menganalisa mata uang standar emas. Menggunakan perspektif analisa-sejarah, artikel ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan pada menggunakan emas sebagai sistem mata uang dalam sejarah Islam.Sistem telah banyak keuntungan, keuntungan utama adalah bahwa ia dapat melayani sebagai dasar yang kredibel untuk kebijakan moneter, dan untuk ekspektasi inflasi, dan keuntungan yang kedua adalah perbaiki nilai tukar mata uang tersebut individu. Gold membantu untuk menghilangkan volatilitas nilai tukar dan dengan itu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan perdagangan internasional, sebuah kekuatan pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi global. Walau kembali ke mata uang standar emas jelas menyatakan beberapa kemunduran, dalam sistem standar emas, ekonomi tersebut akan menyerap konsekuensi berubah-ubah moneter tanpa masalah, yang berarti bahwa semua harga dan upah mengurangi secara bersamaan. Dan yang kedua adalah sistem standar emas melarang adjusment nilai tukar apa pun, yang perlu dan dibenarkan dalam hal sebuah negara yang terpengaruh oleh sebuah kejutan negatif sehingga memukul daya saing.
Kata Kunci: Sejarah, Moneter, Uang
Abstract
HISTORICAL STUDY ON DINAR AND GOLD STANDARD CURRENCY This paper aims to analyze the gold standard currency. Using historical-analytical perspective, this article attempts to answer the question on the use of gold as currency system in Islamic history.The system has many advantages, the main advantage is that it can serve as a credible basis for monetary policies, and for inflation expectation,
and the second advantage is fixing individual currency’s exchange rates. Gold helps to eliminate exchange rate volatility and thus creates a favourable environment for the development of international trade, a major driving force of global economic growth. However a return to gold standard currency would clearly imply several drawbacks, within gold standard system, the economy absorbs the consequences of a monetary flux without any problems, which in turn implies that all prices and wages decrease simultaneously. And the second is the gold standard system prohibits any exchange rate adjusment, which are necessary and justified in case a country is affected by a negative shock dampening its competitiveness.
Keywords: History, Monetary, Currency
Full Text:
PDFReferences
Ibn Khaldun. (1994). Muqadimah Ibn Khaldun. Beirut: Muassasah Al-Kutub As-Tsaqafiyah.
Iswardono, Sp. (1990). Uang Dan Bank. Yogyakarta: BPFE UGM.
Jamli, Ahmad. (1997). Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE UGM.
Karim, Adiwarman. (2001). Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani.
__________. (008). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syari'ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Nasution, Mustafa Edwin dkk. (2007). Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Nurul Huda dkk. (2008). Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
Rifa’i, Ahmad Farid. (1927). Ashr Al-Ma’mun. Kairo: Dar Al-Kutub Al-Mishriyah.
Harga-emas.com
Geraidinar.com
www.salmadinar.com
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/iqtishadia.v8i2.964
Copyright (c) 2016 IQTISHADIA
Iqtishadia Journal Indexed by :
Iqtishadia : Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis Islam is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.