GENEALOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK ISLAM
Abstract
Rasulullah memiliki peran penting dalam membangun sistem pemerintahan berdasarkan visi kenabiannya, sehingga sistem pemerintahan telah diwarnai oleh dimensi spiritual dan internasional. Dalam waktu yang relatif singkat, Islam telah menghadapi tantangan kuat bukan hanya untuk Quraisy, tetapi juga untuk dua kekaisaran yang kuat: Bizantium dan Persia. Setelah generasi pertama, umat Islam berhasil memperluas wilayah mereka dengan menaklukkan daerah sekitarnya dari dua kekaisaran. Negara Islam yang pertama tertutup Madinah dan kota-kota sekitarnya telah berhasil menyebar ke sebagian besar Asia Barat dan Afrika Utara. Ada dua faktor dominan yang mempercepat pembentukan negara Islam di Madinah, yaitu kehadiran Rasulullah dan ajaran-Nya. Faktor lain yang mendukung keberlanjutan dan stabilitas negara Islam adalah motivasi muslim yang kuat untuk mendukung dan memperluas negara Islam. Tenaga mereka tidak didasarkan pada kepentingan material dan manfaat seperti yang diklaim oleh beberapa Orientalis, melainkan berdasarkan motivasi agama. Orang-orang Islam sangat percaya bahwa ajaran Islam mengharuskan mereka untuk menyebarkan firman Allah kepada orang-orang di muka bumi. Iman telah memotivasi umat Islam untuk mendirikan negara Islam dan juga telah memperkuat eksistensi negara dalam jangka waktu lama.
Kata Kunci: Sejarah, Politik Islam, Piagam Madinah, Baitul Mal.
GENEALOGY AND HISTORY OF POLITICAL ISLAM DEVELOPMENT. Genealogy and History of Political Islam Development. Rasulullah has played significant role in the foundation of governmental system based on his prophetic vision, thus the governmental system has been colored by spiritual and international dimension. In relatively short time, Islam has become a powerful challenge not only for the Qurays but also for the two powerful imperials: Byzantine and Persian. After the first generation, Moslems succeeded to expand their territory by conquering surrounding regions from the two imperials. Islamic state which firstly covered Medina and surrounding cities has successfully been spread to a large part of West Asia and North Africa. There are two dominant factors accelerating the establishment of Islamic state in Medina: the presence of Rasulullah and his teaching. Another factor supporting the sustainability and stability of Islamic state was Moslems strong motivation to endorse and expand the Islamic state. Their exertion was not based on material interests and benefits as claimed by some Orientalists, but rather based on religious motivations. Moslems strongly believe that the teaching of Islam required them to spread the words of Allah to people on the earth. Faith has motivated Moslems to establish Islamic state and faith has also strengthened the existence of the state for a period of time.
Keywords: History, Islamic Politics, the Medina Charter,
Baitul Mal.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
adz-Dzahabi, Tar> ikh al-Islam>
, dalam al-Maktabah asy-Syam>
ilah, juz
al-Asqalani, Ibnu Hajar, Fath} al-Bar> i> Syarh} Sa{
hi} h>
} al-Bukhar> i,>
juz
al-Awwa, Muhammad Salim, Fi> an-Niza} m>
as-Siyas> i> li ad-Daulah al-
Islam>
iyyah, Kairo: Dar asy-Syuruq>
, 1989.
al-Bakri, Abdurrahman Ahmad, Min Ha{
yah Khalif> ah Umar bin
Khatt} a} b>
, Beirut: Libanon, t.t.
al-Barr, Ibn Abd, al-Istia>>b fi> Marifah al-Ash}
a} b>
, Haidarabad, India:
Dar>
al-Marifah, 1336 H.
al-Maududi, Abu al-Ala, Khilafah dan Kerajaan, Bandung: Mizan,
al-Mawardi, al-Ahk}
am>
as-} Su{
lta} n>
iyah, Beirut: Dar>
al-Fikr, 1996.
ar-Rais, Muhammad Dliya, an-Naza}
r> iyat>
as-Siyas> ah al-Islam>
iyah,
Kairo: Maktabah al-Misr} iyah, 1957.
Armstrong, Karen, Muhammad Sang Nabi, Surabaya: Risalah
Gusti, 2000.
as-Suyuti, Jalaluddin, Tarikh Khulafa, Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
ath-Thabari, Tar> ikh al-Umam wa al-Mulk, Beirut: Dar>
al-Fikr,
Faraj, Sayid Ahmad, as-} Su{
lta}
h al-Idar> iyah wa as-Siyas> ah asy-Syariyyah
fi> Daulah al-Islam>
iyyah, t.tp.: Dar>
al-Wafa, 1993.
Haikal, Muhammad Husein, as-} Si{ ddiq>
Ma> arif, 1986, cet. ke-9.
Abu> Bakr, Kairo: Dar>
al-
, al-Hu{
kum>
ah al-Islam>
iyyah, Kairo: Dar>
al-Maar> if, t.t.
, Ha{
yah Muha}
mmad, Kairo: Dar>
al-Ma> arif, 1993, cet. ke-
, Usm
an>
bin Affan>
, bain al-Khalif> ah wa al-Mulk, Kairo: Dar>
al-Maar> if, 1986, cet. ke-6.
Hasan, Hasan Ibrahim, Tar> ikh al-Islam>
al-Misr} iyah, 1979.
, Kairo: Maktabah Nahda} h
Ibn Abdi Rabbih, al-Iqd al-Far> id, dalam al-Maktabah asy-Syam>
jilid II.
ilah,
Ibnu Atsir, al-Kam>
il fi> at-Tar> ikh, Beirut: Dar>
al-Fikr, 1978.
Ibn Hisyam, Sir> ah an-Nabawiyyah, Kairo: Must} a}
fa> al-Bab>
i> al-
Halabi,>
Ibn Khaldun, Muqaddimah, kairo: Dar>
as-Salam, 1958.
Nukmani, Syibli, Umar bin Khathab yang Agung, Bandung: Pustaka,
O. Hashem, Saqifah Awal Perselisihan, Jakarta: al-Muntadzar,
Radhi, Sayid Sarif, Nahjul Balaghah, Jakarta: Lentera, 2006. Rahmat, Jalaluddin, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1991.
Ridwan H.R., Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, Yogyakarta: FH UII Press, 2007.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misb}
Hati, 2000.
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/addin.v9i2.616
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2015 ADDIN
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed by: