Open Journal Systems
KONSELING LINTAS BUDAYA PERSPEKTIF ABDURRAHMAN WAHID
Abstract
Abstrak
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji model konseling lintas budaya KH Abdurrahman Wahid, (Gus Dur). Alasan meneliti pandangan Gus Dur, karena Gus Dur mampu menerapkan model konseling lintas budaya secara baik. Selain itu, Gus Dur mampu menjadikan teks kewahyuan relevan dengan model pendampingan keberagamaan. Tulisan ini memaparkan model konseling lintas budaya Gus Dur yang dapat dijadikan rujukan konseling Islam dan konseling lintas budaya. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan berharga bagi perkembangan studi konseling kegamaan di tanah air.
Abstract
CROSS-CULTURAL COUNSELLING PERSPECTIVE OF ABDURRAHMAN WAHID. In this research, researchers will examine the model of cross-cultural counselling KH Abdurrahman Wahid, then called Gus Dur. Examine the reasons Gus Dur, because he was able to apply the model of cross-cultural counselling. In addition, Gus Dur is able to make the text apocryphal works relevant to the mentoring model of religiosity. This article will describe the model of cross-cultural counselling Gus Dur which can be used as a reference source of Islamic counselling and counselling cross-cultural. This can be a valuable contribution to the development of counselling studies in some Islamic universities.References
Anderson, D.J., Gingras, A.C, 1991, Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
Abdurrahman Wahid. “Masa Islam dalam kehidupan bernegara dan bangsa,” dalam Muh. Sholeh Isre. ed. Prisma Pemikiran Gus Dur. Yogyakarta: LKiS, 2000.
----------------------------. “Merumuskan Hubungan Ideologi Nasional dan Agama,” dalam Kacung Marijan. ed. Mengurai Hubungan Agama dan Negara. Jakarta: Gramedia, 1999.
----------------------------. “Republik Bumi di Sorga” dalam Prisma Pemikiran Gus Dur 1975–1984. Jakarta: LP3ES, 1985.
---------------------------. Prisma Pemikiran Gus Dur. Yogyakarta: LKiS, 1999.
---------------------------. “Pribumisasi Islam”, dalam Muntaha Azhari dan Abdul Mun’im Saleh. eds. Islam Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M, 1989
---------------------------. “Salahkah Bila Dipribumikan” dalam Muhammad Saleh Isre. ed. Tuhan Tidak Perlu Dibela. Yogyakarta: LKIS, 2000.
---------------------------. Kiai Menggugat Gus Dur Menjawab: Sebuah Pergumulan Wacana dan Transformasi. Jakarta, Fatma Press, 1989.
---------------------------. “Merelevansikan Bukannya Menghilang-kan” dalam Amanah, Agustus 1987
---------------------------. “Agama Ideologi dan Pembangunan” dalam Muhammad Shaleh Isre. Ed. Prisma, Pemikiran Abdurrahman Wahid. Yogyakarta: LKiS, 2000.
--------------------------. “Antara Asas Islam dan Asas Pancasila”, dalam Zaini Shafari Al Raef dan Andri Taufik H., “Masa Islam dalam Kehidupan Bernegara dan Berbangsa”. dalam Prisma No. Ekstra. 1984;
Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
Capra, Fritjof, 1997, Titik Balik Peradaban: Sains, Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan, Penerjemah M. Thoyibi (dari judul The Turning Point: Science, Society and The Rising Culture, Bantam Book, New York), Bentang Budaya, Yogyakarta
Cowburn, John, 2008, Free Will, Predestination and Determinism, Marquette University Press, Milwaukee-Wisconsin
Corey, Gerald, 2004, Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Monterey, California : Brooks/Cole Publishing Company.
Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
Elly. M. Setiadi. Dkk, 2007, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Griffin, David Ray & John Cobb Jr., 1976, Process Theology: An Introductory Exposition, The Westminster Press, Philadelphia
Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
Hollingshead, A. R., & Redlich, F. C., 1972, Social class and mental health. New York: Wiley, 1958
Jumarlin, 2002, Dasar – Dasar Konseling Lintas Budaya. Yokyakarta : Pustaka Pelajar
Kane, Robert, 2005, A Contemporary Introduction to Free Will, Oxford University Press, New York-Oxford
Kneller, G.F, 1978, Educational Anthropology. NewYork: Robert. F. Krieger
May Rollo, 2003, The Art of Counseling. New Jersey : Prentice Hall, Inc
Matsumoto, D., 2008, Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta : pustaka pelajar
McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
Pink, Thomas, 2004, Free Will: A Very Short Introduction, Oxford University Press, New York-Oxford
Prayitno, 2005, Konseling Pancawaskita. Padang : FIP Universitas Negeri Padang
Roth, John K., 2003, Persoalan-persoalan Filsafat Agama (Kajian Pemikiran 9 Tokoh dalam Sejarah Filsafat dan Teologi), Penerjemah Ali Noer Zaman (dari judul asli The Problems of the Contemporary Philosophy of Religion, Harper and Row, 1974), Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
DOI: 10.21043/kr.v7i1.1667
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam