Open Journal Systems
GESTALT PROFETIK (G-PRO) BEST PRACTICE PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING SUFISTIK
Abstract
Gestalt Profetik (G-Pro) lahir dari hasil evaluasi dan pengembangan terhadap konsep dan praktik Terapi Gestalt Frederik S. Perls. Pendekatan bimbingan dan konseling G-Pro merupakan best practice pendekatan bimbingan dan konseling sufistik dengan merekonstruksi konsep, praktik, dan media layanan bimbingan dan konseling sehingga sejalan dengan tujuan pendidikan Islam. Konsep G-Pro dikenal dengan istilah kesadaran penuh (full awareness), kontak penuh (full contact), dan dukungan penuh (full support). Praktik G-Pro menggunakan strategi bimbingan kelompok dan konseling individual. Strategi bimbingan kelompok dilakukan dalam bentuk small group untuk memberikan layanan dasar pada semua konseli sebagai awal terapi dengan menggunakan pendekatan permainan kartu SDBHSM. Permainan kartu SDBHSM adalah permainan interaktif antara konselor dan konseli yang bertujuan mendorong konseli mengalami situasi dalam kontinum kesadaran yang melemah kemudian bergeser pada kesadaran penuh dengan prinsip di sini dan sekarang. Kartu SDBHSM merupakan media G-Pro yang berisi enam slogan, yaitu: (S) siapakah anda?; (D) dari mana anda berasal?; (B) berada di mana anda saat ini?; (H) hendak kemana tujuan anda?; (S) sedang apa anda saat ini?; dan (M) manfaat apa yang anda peroleh?. Strategi konseling individual dilakukan dengan permainan dialog internal meliputi berbagai permainan dialog internal yang diadaptasi dari Terapi Gestalt Frederik S. Perls yaitu permainan dialog internal (empty chair) untuk menghadapi urusan yang belum selesai; teknik “Saya memikul tanggung jawab“; teknik ”saya memiliki suatu rahasia” dan “Bolehkah saya memberimu sebuah kalimat”; teknik bermain proyeksi; teknik pembalikan; teknik pengulangan; teknik melebih-lebihkan; teknik “bisakah anda tetap dengan perasaan ini”. Melalui pendekatan G-Pro, konseli dapat dibantu dan dibangun untuk mampu: meningkatkan kesadaran diri akan eksistensinya sebagai makhluk Allah; secara bertahap dapat mengambil hikmah dari pengalaman dan bersyukur/bersabar atas pengalaman yang telah dilalui; mengembangkan kemampuan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus melanggar syariat agama Islam dan atau melanggar hak-hak orang lain; lebih sadar akan gerak hati, kecenderungan dan perasaannya; belajar bertanggung jawab pada apa yang mereka lakukan termasuk di dalamnya menerima konsekuensi dari pilihan dan perbuatannya; beralih dari dukungan dari luar meningkat menjadi didukung oleh diri sendiri dan dukungan Allah; menyadari membutuhkan orang lain dan dapat menerima pertolongan orang lain dan mampu menolong orang lain dengan berharap mendapat ridlaNya.
Abstract
GESTALT PROFETIK (G-PRO) BEST PRACTICE GUIDANCE AND COUNCELLING SUFISTIK APPROACH Gestalt[LD1] of Prophetic (G-Pro) was born from the results of the evaluation and development concept and practice of Frederik S. Perls Gestalt Therapy . Approach G-Pro guidance and counseling is a best practice of approach sufistik guidance and counseling by reconstruct concept, practice, and media of guidance and counseling so that it aligns with the objective of Islamic education. The concept of G-Pro is known as full awareness, full contact, and full support. G-Pro Practice uses the strategy of group guidance and individual counseling. Strategy of group guidance is in the form of a small group to provide basic service to all counselees as first therapy by using an approach SDBHSM card game. SDBHSM card game is interactive game between counselor and counselee that aims to encourage the counselee experiencing a situation in a continuum of consciousness that weakens then shifts in full awareness of the principle here and now. SDBHSM card is a G-Pro medium that contains six slogans, those are: (S) who are you ?; (D) where are you from ?; (B) where are you now ?; (H) where do you want to go ?; (S) what are you doing now?; and (M) what benefit do you get ? Individual counseling strategy used by the internal dialogue game that consists many kinds of internal dialogue games adapted from Frederik S. Perls Gestalt Therapy is a game of internal dialogue (empty chair) to deal with unfinished business; technique "I take responsibility"; technique "I have a secret" and "Can I give you a sentence"; technique of playing projections; reversal technique; technique of repetition; exaggerating technique ; technique "Can you stay with this feeling". Through the G-Pro approach, counselee can be helped and built to be able to: increase the self-awareness of the existence as a creature of God; gradually able to take lessons from the experience and grateful / patient on the experience that has been passed; develop the ability independently to meet needs without violating Islamic law or violating the rights of others; more aware of the impulse, tendency and feeling; learn to be responsible in what they do which includes accepting the consequences of their choice and action; switch from external support to be supported by themselves and the support of God; aware of the need of others and can receive help others and able to help others expecting to get His pleasure.
Keywords
References
Al-Sindi, Muhammad Hayat (2010) Sarh al-Hikam al-‘Ataiyah. Beirut: Dar Maktabah al-Ma’arif.
Aronstan, Robert S. (1989). Autonomic Function and Anesthesia. California: California University Press.
Bloom, Rinda. (2006). The Handbook of Gestalt Play Therapy: Practical Guidelines for Child Therapists. London: Jessica Kingsley Publishers.
Broenen, Paul Thomas. (2006). Transpersonal and Cross-Cultural Adaptability Factors in White European American Men: A Descriptive and Correlational Analysis. Journal of Institute of Transpersonal Psychology, DAI-B 67/05.
Clarkson, P. (1989). Gestalt Counseling in Action.London : Sage Publication.Cooley, C.H. (1972). Human nature on Social Order. Glen Coe, 1L: Free Press.
Corey, Gerald (2009) Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont-CA: Cengage Learning.
Corey, Gerald. (1995). Theory and Practice of Counseling & Psychoterapy (seventh edition). Amerika: Thompson Learning Academic Resource Center.
Depdiknas, (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung. FIP UPI.
Hawari, Dadang (1999). Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Solo: Dana Bakti Prima Jasa.
Latner, J. (1986). The Gestalt Therapy. Highland, NY: Center for Gestalt Development.
McLeod, John. (2006). Pengantar Konseling (Teori dan Studi Kasus). Jakarta : Kencana Prenada
Muthahhar i, Murtadha. Majmu’-e Âtsâr, jil. 2. Intisyarat-e Shadra.
Perls, F., Hefferline, R., dan Goodman, P. (1951) Gestalt Therapy. New York: Julian Press.
Rahman, Imas Kania (2011). Teknik Permainan Gestalt Dalam Meningkatkan Adaptabilitas Santri di Pondok Pesantren. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
Surya, Mohamad . (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Qurani.
DOI: 10.21043/kr.v8i1.2216
How To Cite This :
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam