Sakralitas Waruga: Situs Suci dan Identitas Kultural Masyarakat Minahasa
Abstract
This article aims to explore Waruga cultural site focusing on rituals and sacredness performed by indigenous community in Minahasa. The data was obtained through interview, observation, documentary and literature studies in a qualitative manner. The community made totems as a sacred, symbols of identity and a social cohesion. This attitude was obvious when the Minahasa indigenous community held a ritual to respect their ancestors (dotu) as well as to relate to the Most High (Opo Empung). Through the rituals, the community had ties with one another and confirmed the identity of Tou Minahasa. The Waruga had a significant influence on the Minahasa indigenous community because it had noble values. Everything related to the Waruga, both ancestral spirits, burial grounds and heirloom lands were considered sacred. Therefore, the Waruga was not only an ordinary site, but also a sacred site. This study concludes that the Waruga was a totem and unifying symbol of Minahasa maintaining social solidarity.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdilah, R. (2018). Kejadian Aneh Saat `Negeri Tua` Minahasa Utara Berpindah Lokasi. Diambil dari https://manadopostonline.com/read/2018/07/23/Kejadian-Aneh-Saat-Negeri-Tua-Minahasa-Utara-Berpindah-Lokasi/41356
Creswell, J. W. (2018). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran. 4th Edition. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Durkheim, E. (2011). The Elementary Forms of The Religious Life. trj. Muzir R. Inyiak dan Syukri. Yogyakarta: IRCiSoD.
Fahriani, I. (2011). Situs Perbengkelan Waruga di Minahasa. Jejak-Jejak Arkeologi, 11(1).
Jebadu, A. (2009). Bukan Berhala!: Penghormatan Kepada Para Leluhur. Maumere: Ledalero.
Kamiruddin. (2011). Fungsi Sosiologis Agama: Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim. Jurnal Toleransi: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, 3(2).
Kholiludin, T. (2016). Masyarakat Sunda Kristen di Kuningan, Jawa Barat: Menegosiasikan Identitas Kultural. – sebuah bunga rampai – Sosiologi Agama: Pilihan Berteologi di Indonesia. Salatiga: Fakultas Teologi.
Koentjaraningrat. (1993). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. cetakan ke-14. Jakarta: Djambatan.
Kolibu, R. (2011). Ornamen Waruga Pada Rumah Minahasa Sebagai Pencitraan Budaya. Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 7(2).
Mangolo, M. (2017). Waruga Sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Sawangan. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 4(1).
Manus, J. (2012). Makna Motif Ornamen Waruga di Minahasa. Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 7(3).
Marbun, J. (2010). Misionaris dan Perubahan Budaya Masyarakat Minahasa di balik Waruga. Diambil dari https://joemarbun.wordpress.com/2010/08/31/missionaris-dan-perubahan-budaya-masyarakat-minahasa-di-balik-waruga/
Mawuntu, M. L. (2017). Redefinisi dan Rekonstruksi Tou: Kajian Sosial Terhadap Identitas Sosial Minahasa dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salatiga: Fakultas Teologi.
Pals, D. L. (2018). Seven Theories of Religion. trj. Ridwan Muzir dan M. Syukri. Yogyakarta: IRCiSoD.
Pinontoan, D. (2016). Membendung Air, Hanyutkan Kearifan Leluhur. Diambil dari http://kawanuanews.co/detailpost/membendung-air-hanyutkan-kearifan-leluhur
Pinontoan, D. (2018). Waruga dan Pembangunan Sadar Budaya. Diambil dari https://crcs.ugm.ac.id/perspective/13260/waruga-dan-pembangunan-yang-sadar-budaya.html
Pratasik, J. (2018). Penggarapan Motif Waruga di Desa Sawangan sebagai Desain Seni Kerajinan Keramik Masyarakat di Desa Polutan. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni, 16(1).
Ramp, W. (2013). Durkheim dan Masa Sesudahnya: Agama, Kebudayaan dan Politik. – sebuah bunga rampai - Editor: Turner, S. Bryan, Sosiologi Agama. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Ritzer, G., & Smart, B. (2015). Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa Media.
Ross-Bryant, L. (2005). Sacred Sites: Nature and Nation In the U.S. National Parks. Religion and American Culture: A Journal of Interpretation, 15(1).
Soedjito, H., Purwanto, Y., & Sukara, E. (2009). Situs Keramat Alami: Peran Budaya Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soegondho, S. (2016). Akar Budaya Waruga di Tanah Minahasa. Cet. Ketiga – sebuah bunga rampai- Waruga: Peti Kubur Baru dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara. Manado: Balai Arkeologi Sulawesi Utara.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supriyono, J. (2005). Paradigma Kultural Masyarakat Durkheimian. Ed. Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Timo, N., & I, E. (2016). Berpikir tentang Para Leluhur. – sebuah kumpulan hasil penelitian: Dunia Supranatural, Spiritisme dan Injil. Salatiga: Fakultas Teologi.
Timo, N., & I, E. (2018). Sidik Jari Allah Dalam Budaya: Upaya Menjajaki Makna Allah Dalam Perangkat Budaya Suku-Suku di Nusa Tenggara Timur. Maumere: Ledalero.
Ting-Toomey, S. (1999). Communication Across Culture. New York: The Guilford Publications.
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v7i2.5055
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 FIKRAH
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan is published by
Prodi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Kudus incorporate with
Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam.
Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Phone: +6282331050629
Website: http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/fikrah
Email: [email protected]
ISSN: 2354-6174 | EISSN: 2476-9649
Fikrah Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan by Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.